Setelah selesai melakukan praktikum ini diharapkan
dapat:
Memahami
prinsip dasar kromatografi kertas.
Mampu
melakukan pemisahan campuran menjadi komponennya dengan kromatografi kertas.
Dasar Teori
Kromatografi kertas merupakan
kromatografi dasar terbaku yang merupakan salah satu alat analisis yang sering
digunakan untuk memisahkan dan meneliti komponen dalam suatu campuran.
Kromatografi kertas hanya menggunakan satu jenis fasa diam yaitu selulosa yang
bersifat polar.
Kromatografi kertas dapat diubah
polaritasnya dengan cara inpregnasi atau pembaceman antara lain dengan
asetilasi, fosforilasi, fomilasi atau dengan senyawa yang bersifat lififilik
seperti paraffin, vaselin, undekan dengan cara tersebut kromatografi kertas
dapat digunakan sebagai kromatografi fase terbalik.
Fase diam yang berupa kertas
merupakan selulosa yang banyak mempunyai gugus OH sehingga bersifat polar.
Pemisahan dapat terjadi secara adsorbs bila tanpa air. Tetapi bilaa ada air dan
digunakan pelarut organic sebagai eluen terjadi peristiwa partisi pada
pemisahannya dengan demikian kromatografi kertas dapat digunakan untuk
memisahkan senyawa polar.
Alat
- Kertas saring whatman
- Gelas ukur
- Plastic
- Karet
Bahan
- Akuades
- Isopropyl alcohol/2 butanol
- Spidol
- Pensil
Skema Kerja
- Potong kertas saring 2x12 cm.
- Tandai dengan menggunakan pensil dari tepi bawah (2 cm) dan tepi atas (1cm).
- Totolkan tinta pada garis tepi bawah.
- Masukkan akuades dalam gelas ukur.
- Masukkan kertas saring ke dalam gelas ukur dengan posisi totolan tinta berada di bawah (totolan tinta jangan sampai masuk ke dalam akuades).
- Biarkan sampai terjadi elusi.
- Tandai bercak dengan menggunakan pensil.
- Ulangi cara kerja nomer 1 hingga 7 dengan menggunakan pelarut isopropyl alcohol.
VI.
Pengamatan
1.Menggunakan
pelarut akuades
- Fasa diam: selulosa
- Fasa gerak: akuades
- Sampel: tinta hitam
- Bercak yang terbentuk: ungu pudar, ungu tua, ungu violet, oranye, hijau tua, kuning, biru.
- Sampel: tinta merah
- Bercak yang terbentuk: ungu, merah muda, kuning.
2. Menggunakan
pelarut isopropyl alcohol
- Fasa diam: selulosa
- Fasa gerak: isopropyl alcohol
- Sampel: tinta merah
- Bercak yang terbentuk: merah muda, ungu.
- Sampel: tinta hitam
- Bercak yang terbentuk: biru muda, ungu muda.
VII.
Perhitungan
1. Fase
gerak: akuades
a. Sampel:
tinta hitam
- Rf ungu pudar: 3/8 = 0,375
- Rf ungu tua: 1,7/8 = 0,2125
- Rf ungu violet: 1/8 = 0,125
- Rf oranye: 0,9/8 = 0,1125
- Rf hujai tua: 0,4/8 = 0,05
- Rf kuning: 0,4/8 = 0,05
- Rf biru: 0,7/8 = 0,0875
b. Sampel:
tinta merah
- Rf ungu: 4,8/8 = 0,6
- Rf merah muda: 2,7/8 = 0,3375
- Rf kuning: 0,5/8 = 0,0625
2. Fase
gerak: isopropyl alcohol
a. Sampel:
tinta hitam
- Rf biru muda: 0,3/8 = 0,0375
- Rf ungu muda: 1,1/8 = 0,1375
b. Sampel:
tinta merah
- Rf merah muda: 4,1/8 =0,5125
- Rf ungu: 1,8/8 = 0,225
Pembahasan
Kromatografi kertas merupakan
kromatografi partisi dimana fase geraknya adalah air yang disokong oleh
molekul-molekul selulosa dari kertas. Kertas yang digunakan adalah kertas
whatman nomer 1 dan kertas yang lebih tebal yaitu kertas whatman nomer 3
biasanya untuk pemisahan campuran dalam jumlah yang lebih besar karena dapat
menampung lebih banyak cuplikan (Sastrohamidjoyo, 1991).
Selain kertas whatman dalam tehnik
kromatografi dapat pula digunakan kertas selulosa murni. Kertas selulosa yang
dimodifikasi dan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas yang menjadi
pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentukan
spot, efek tailing, pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama
untuk teknik descending dan juga kertas seharusnya menolak air. Seringkali
nilai Rf berbeda dari satu kertas dengan kertas lainnya. Pengotor-pengotor yang
terdapat pada kertas saring adalah ion-ion Ca+. Mg2+, Fe3+, Cu2+ (Basset,
1994).
Pada kromatografi kertas yang
digunakan sebagai zat pendukung (zat inert) disini ialah kertas saring yang
sifatnya kapiler. Pelarut yang sering digunakan ialah pelarut organic, pada
percobaan ini digunakan isopropyl alcohol dan akuades karena cepat menyerap
sehingga akan naik lebih cepat.
Kromatografi kertas ini dipakai
untuk memisahkan zat warna dasar tinta, karena diketahui warna tinta terdiri
dari beberapa komponen warna penyusun. Kromatografi juga mempunyai arti teknik
pemisahan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan migrasi, komponen-komponen
yang dipisahkan antara dua fase.
Pemisahan dengan cara kromatografi
dibedakan dalam dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kromatografi ialah teknik pemisahan yang didasarkan pada
perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dibedakan atas dua fase
yaitu fase gerak dan fase diam. Apabila dua fase tersebut tidak ada maka proses
kromatografi tidak akan berjalan. Oleh karena itu pada kromatografi selalu ada
fase yaitu:
- Zat yang dianalisis merupakan fase mobile (bergerak)
- Fase stationer (diam) tempat dimana zat (sampel) bergerak.
Polaritas dalam kromatografi
memegang peranan sangat penting karena dalam kromatografi sifat polaritas
khususnya digunakan sebagai petunjuk sifat zat terlarut, adsorben, dan senyawa
yang akan dipisahkan. Air yang termasuk zat pelarut konfigurasi elektronnya dan
geometri molekulnya dapat menghasilkan dipol permanen yang sangat kuat. Oleh
karena itu air dianggap memilki polaritas yang sangat kuat. Senyawa lain yang
memiliki atom oksigen seperti alcohol, keton, eter, dan ester memilki dipol
yang lemah dari pada air, oleh karena itu polaritasnya juga kecil. Oleh karena
itu pula air lebih cepat terserap oleh kertas saring daripada isopropyl alcohol
sehingga pembentukan spot-spot noda lebih cepat terbentuk pada fase gerak yang
menggunakan air.
Akuades menghasilkan dipol permanen
yang sangat kuat karena memilki polaritas yang sangat kuat sehingga apabila
dicelupkan tinta spidol biasa kedalamnya warna akan menghasilkan variasi warna
noda. Hal ini dikarenakan tinta spidol bersifat polar juga. Warna yang
terbentuk dari hasil kromatografi kertas dengan tinta hitam adalah ungu pudar,
ungu tua, ungu violet, oranye, hijau tua, kuning, dan biru. Tinta hitam
tersusun oleh berbagai warna. Proses terbentuknya warna tersebut dimulai dari
persiapan membuat fase pendukung yang berupa kertas saring dengan ukuran 10x2
cm. pada ujung atas dan bawah diberi jarak 1 cm dan ditandai dengan pensil.
Harus digunakan pensil karena pensil tidak akan ikut terelusi sehingga tidak
mengkontaminasi zat yang sedang diteliti. Setelah itu ditotolkan tinta yang
akan diteliti pada garis tepi bawah lalu celupkan pada akuades dan biarkan
hingga terjadi elusi. Perhatikan juga bahwa keadaan kertas saring harus lurus
agar proses terjadi elusi tidak terganggu dan juga totolan tinta jangan sampai
tercelup ke dalam pelarut atau fase gerak, apabila sampai tercelup maka
terjadinya elusi akan dua arah, yatu ke atas dank e bawaj juga. Serta akan
tercampur dengan pelarut, sehingga terjadi kontaminasi dan praktek akan gagal.
Proses pada setiap praktikum sama,
hanya diganti pelarut atau fase geraknya serta warna tintanya sebagai
perbandingan. Spot noda yang terbentuk dari tinta warna hitam dengan pelarut
isopropyl alcohol adalah biru muda dan ungu muda. Sedangkan untuk tinta warna
merah dengan pelarut akuades spot noda yang terbentuk berwarna ungu, merah muda
dan kuning. Untuk tinta merah dengan pelarut isopropyl alcohol spot noda yang
terbentuk adalah merah muda dan ungu.
Dari hasil praktikum spot noda
terbentuk kemudian diukur dari panjang masing-masing spot noda. Dan Rf atau
waktu tambat dapat diketahui. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah
jarak yang ditempuh komponen dan jarak yang ditempuh pelarut. Faktor ini
didapat dari rumus harga Rf yaitu: panjang jarak fase diam/panjang jarak fase
gerak.
Dari hasil percobaan didapat harga
Rf untuk pelarut akuades dengan tinta hitam harga Rf berturut-turut adalah
0,375; 0,2125; 0,125; 0,1125; 0,05; 0,05; 0,0875 dan dengan tinta merah Rf
berturut 0,6; 0,3375; 0,0625. Harga Rf untuk pelarut isopropyl alcohol dengan
tinta hitam Rf berturut-turut adalah 0,0375; 0,1375; dan dengan tinta merah
harga Rf berturut-turut adalah 0,5125; 0,225.
Prinsip dari kromatografi kertas
yaitu berdasarkan perbedaan koefisien dari zat-zat terhadap dua fase tetapi
sebagai pendukung disini adalah kertas saring yang sifatnya kapiler. Pelarut
yang sering digunakan ialah pelarut yang cepat menyerap sehingga akan naik
lebih cepat. Metode kromatografi kertas ini digunakan karena peralatan yang
dipakai tidak perlu alat-alat yang teliti dan mahal. Dimana hasil-hasil yang
lain dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi yang sangat sederhana.
Jadi dengan metode kromatografi kertas kita sudah dapat melakukan percobaan
dengan hasil yang baik.
Kesimpulan
Kromatografi kertas merupakan
kromatografi dengan kertas saring sebagai penunjang fase diam dan fase geraknya
yang berupa cairan yang terserap diantara struktur pori kertas saring.
Untuk pelarut akuades pada sampel
tinta hitam terbentuk komponen warna yaitu ungu pudar, ungu tua, ungu violet,
oranye, hijau tua, kuning dan biru sedangkan sampel tinta merah terbentuk
komponen warna yaitu ungu, merah muda, dan kuning.
Untuk pelarut isopropyl alcohol
sampel tinta hitam terbentuk komponen warna yaitu biru muda dan ungu muda,
sedangkan sampel tinta merah terbentuk kompone warna yaitu merah muda dan ungu.
Daftar Pustaka
Day, R.A, Junior dan A.L. Underwood, 2006, Analisis
Kimia Kuantitatif Edisi Keenam, Jakarta, Erlangga.
Basset, J., et al., 1994, Buku
Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran ECG,
Jakarta.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia
Analitik, UI, Jakarta.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletekok gak jelas y
ReplyDeleteyg kurang jelas dibagian mana nya ya?? bisa dijelaskan?
DeleteI am continually amazed by the amount of information available on this subject. What you presented was well researched and well worded in order to get your stand on this across to all your readers. chemical supplier jakarta
ReplyDelete