Praktikum Mikrobiologi
Materi 6
Isolasi Jamur
I.
Tujuan
1.
Mempelajari cara-cara isolasi jamur.
2.
Melakukan teknik isolasi jamur.
II.
Landasan Teori
Jamur atau fungi terdiri dari
kapang dan khamir. Jamur adalah organisme heterotrofik, mereka memerlukan
senyawa organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati
yang terlarut mereka disebut saprofit. Jamur mempunyai dinding sel yang kaku
dan berbentuk uniseluler atau multiseluler sebagian mempunyai ukuran yang
mikroskopis sedangkan yang lainnya mempunyai ukuran yang cukup besar seperti
jamur merang. Jamur tidak mengandung klorofil sehingga tidak berfotosintesis.
Fungi tidak menelan makanannya tetapi harus berupa nutrient yang larut agar
dapat diabsorpsi. Fungi yang multiseluler menghasilkan filament yaitu struktur
mikroskopis seperti benang yang disebut hifa. Kumpulan hifa disebut miselium,
fungi uniseluler yang terkenal adalah ragi dengan berbagai bentuk seperti bulat
hingga oval, elips hingga ke bentuk filament. Jamur sudah tidak asing lagi bila
kita lihat misalnya warna biru dan hijau pada buah jeruk dan keju warna putih
seperti bulu pada roti, jamur di lapangan.
Jamur adalah organisme eukariotik
(mempunyai inti sel) tidak mempunyai klorofil, mempunyai spora, struktur
somatic atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya berupa filament
atau benang-benang bercabang (multiseluler), berkembangbiak secara seksual dan
aseksual, dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya.
Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak mampu
untuk memproduksi makan sendiri karena jamur tidak bisa memanfaatkan
karbondioksida sebagai sumber karbonnya. Karbon berasal dari sumber anorganik
misalnya glukosa. Oleh karena itu jamur memerlukan senyawa organic baik dari
bahan organic mati maupun dari organisme hidup sehingga jamur dikatakan
heterotroph. Jamur ini ada yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme
hidup da nada pula yang memperoleh makanan dari bahan organic mati seperti
sisa-sisa hewan atau tumbuhan. Jamur hidup dan memperoleh makanan dari bahan
organic mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan memperoleh makanan
dari organisme hidup dinamakan parasite. Beberapa spesies dapat menggunakan
nitrogen, itulah sebabnya mengapa medium biakan untuk jamur biasanya berupa
pepton, suatu produk protein yang terhidrolisis (Kusnadi, 2003).
Jamur adalah sel mikroskopis yang
tumbuh memanjang seperti benang yang dikenal dengan hifa. Diameter hifa hanya
beberapa micrometer, tetapi dapat tumbuh memnjang hingga mencapai beberapa
meter. Hifa yang tumbuh membentuk masa disebut misellium atau tebal menyerupai
kawat dan disebut sebagai rhizomorphs yang tampak seperti akar. Jamur yang
tumbuh dengan cara memperpanjang hifa pada ujungnya dikenal sebagai pertumbuhan
apical atau pada bagian tengah hifa yang disebut pertumbuhan iterkalar. Hifa
pada beberapa kapang mempunyai penyekat melintang atau septa dan adanya septa
ini dipergunakan untuk identifikasi. Hifa tersebut memanjang diatas atau tembus
melalui medium dimana kapang itu tumbuh (Soekarto, 2008).
Saprofit merupakan jamur pelapuk
dan pengubah susunan zat organic yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya
dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian
besaar jamur saprofit mengeluarkan enzim hydrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah
diserap oleh hifa. Selain itu juga hifa dapat langsung menyerap bahan makanan
organic dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan inangnya. Saprofit menghancurkan
sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks menguraikannya menjadi zat-zat kimia
yang lebih sederhanameningkatkan kesuburannya. Sebaliknya mereka juga dapat
merugikan kita bilamana mereka mebusukkan kayu, tekstil, makanan dan
bahan-bahan lain (Anonim, 2008).
Secara morfologis jamur dapat
ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya menggunakan mikroskop, dengan
demikian identifikasi dan klasifikasi dapat ditentukan, secara visual jamur
dilihat seperti kapas atau benang berwarna/tidak berwarna yang disebabkan
karena adanya miselia dan spora. Miselia terbentuk dengan adanya nifa, baik
yang bersepta atau tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi beberapa familia
antara lain Moniliaceae (aspergillus, phenicilium, trichothecium, geotrichum,
monilia, sporatrichum, botrytis, dll), dematiaceae (cladosporium,
helminthosporium, dll). Dan tuberculariaceae (fusarium) (Kusnadi, 2003).
Sifat kulturan dari jamur dapat
dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan. Pada permukaan bahan
makanan tampak kering, membentuk masa serbuk, kadang-kadang halus dan lunak
atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru ke hijauan,
kuning, orange, merah muda, coklat, abu, dan hitam (Kusnadi, 2003).
Banyak jamur yang sudah dikenal
peranannya, yaitu jamur yang tumbuh diroti, buah, keju, ragi, dalam pembuatan
bir, dan yang merusak tekstil yang lembab, serta beberapa jenis cendawan yang
dibudidayakan. Beberapa jenis memproduksi antibiotic yang digunakan dalam
terapi melawan berbagai infeksi bakteri (Hadioetomo, 1993).
Faktor lingkungan seperti pH tanahm
pupuk anorganik, kandungan bahan organic dan kelembaban tanah merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fungi. Jamur terdapat pada semua jenis
tanah yang bereaksi masam. Meski demikian ada juga jamur yang berada pada
tanah, contohnya: pemupukan dengan garam ammonium. Dalam hal ini ammonium
teroksidasi membentuk nitrat dan ion nitrogen yang mengakibatkan penurunan pH
tanah.
Pada umumnya jamur yang hidup
sebagai saprofit menguntungkan bagi kehidupan manusia misalnya sebagai
decomposer yang dapat menghancurkan sisa-sisa tumbuhan ataupun hewan yang
berupa senyawa yang kompleks menjadi senyawa sederhana, dan kemudian
dikembalikan ke dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Jamur
saprofit juga penting dalam industry fermentasi misalnya dalam pembuatan bir,
roti, tempe, dan juga digunakan dalam memproduksi asam-asam organic,
obat-obatan, vitamin dan antibiotika seperti penisilin, amisilin. Selain itu
jamur saprofit juga banyak yang dikonsumsi oleh manusia misalnya jamur merang,
jamur kuping, jamur tiram, sedangkan jamur yang hidup sebagai parasite umumnya
merugikan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit pada tubuh manusia, hewan
dan tumbuhan. Tapi tidak semua jamur yang berasosiasi dengan tumbuhan
merugikan, tetapi ada yang menguntungkan bagi jamur dan tumbuhan. Hifa jamur
membentuk organ khusus dengan akar tanaman yang dikenal dengan mikoriza.
Belakangan ini jamur tidak hanya menjadi pemikiran para ahli sitology, ahli
genetika dan biokimia yang menemukan bahwa jamur dapat menjadi alat penelitian
penting dalam mempelajari biologi dasar. Hal ini disebabkan oleh jamur lebih
cepat berkembang disbanding dengan tumbuhan dan hewan.
III.
Alat dan Bahan
1.
Sampel tanah atau pasir, roti dan udara.
2.
Cawan petri steril 3 buah
3.
Media potato dextrose agar (PDA) 2 gram
4.
Hot plate 1 buah
5.
Beker glas 1 liter 1 buah
6.
Neraca analitik 1 buah
7.
Beker glas 100 mL 1 buah
8.
Tabung reaksi 10 mL sebanyak 5 buah
9.
Kapas secukupnya
10.
Kertas kopi secukupnya
11.
Karet secukupnya
12.
Autoklaf 1 buah
13.
Incubator
IV.
Cara Kerja
1.
Mendidihkan air sebanyak 50 mL.
2.
Menimbang PDA sebanyak 2 gram.
3.
Melarutkan PDA ke dalam 50 mL air yang mendidih.
4.
Mengaduk hingga larut.
5.
Memasukkan larutan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 10 mL.
6.
Menyumbat tabung reaksi dengan kapas.
7.
Menutup seluruh tabung reaksi dengan kertas kopi
dan karet.
8.
Memasukkan ke dalam autoklaf hingga 1 jam
kemudian.
9.
Setelah 1 jam tunggu hingga dingin.
10. Mengambil
3 agar dalam tabung reaksi dan memasukkannya di cawan petri.
11. Tunggu
hingga agar membeku, lalu taburkan tanah, roti, dan udara ke dalam cawan petri.
12. Menginkubasi
selama 24-48 jam.
13. Mengamati
hasilnya.
V.
Analisis dan Pembahasan
Jamur atau fungi banyak kita
tmukan di lingkungan sekitar kita, jamur tumbuh subur terutama di musim hujan
karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan tetapi jamur juga dapat
ditemukan hamper disemua tempat dimana ada materi organic. Jika lingkungan di
sekitarnya mongering, jamur akan mengalami tahapan istirahat atau menghasilkan
spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur disebut mikologi.
Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetative kapang
berfilamen panjang bercabang yang seperti benang, yang disebut hifa. Hifa akan
memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur).
Hifa-hifa membentuk jarring-jaring benang kusut, disebut mesellium (Hadioetomo,
1993).
Secara morfologiis jamur dapat
ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya menggunakan mikroskop, dengan
demikian identifikasi dan klarifikasi dapat ditentukan secar visual jamur
dilihat seperti kapas atau benang berwarna atau tidak berwarna yang disebut
misellia dan spora. Miselia terbentuk oleh adanya hifa, baik yang bersepta atau
yang tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi bebrapa familia antara lain
Moniliaceae (aspergillus, phenicilium, trichothecium, geotrichum, monilia,
sporatrichum, botrytis, dll), dematiaceae (cladosporium, helminthosporium,
dll). Dan tuberculariaceae (fusarium) (Kusnadi, 2003).
Sifat kultural dari jamur dapat
dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan. Pada permukaan bahan
makanan tampak kering, membentuk massa serbuk, kadang-kadang halus dan lunak
atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru kehijauan,
kuning, orange, merah muda, coklat, abu-abu, dan hitam (Kusnadi, 2003).
Klasifikasi jamur terutama
didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada selama
tahap-tahap seksual. Jamur mampu memanfaatkan berbagai macam bahan untuk
gizinya, sekalipun demikian mereka itu heterotroph. Berbeda dengan bakteri,
mereka tidak dapat menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti
karbondioksida. Karbon berasal dari sumber organic, misalnya glukosa. Beberapa
spesies dapat menggunakan nitogen, itulah sebabnya mengapa medium biakan untuk
cendawan biasanya berisikan pepton, suatu produk protein yang terhidrolisis
(Kusnadi, 2003).
Pada penentuan populasi jamur
tanah, udara, dan roti media agar yang digunakan adalah PDAnyang telah diberi
antibiotic. Prinsip dari isolasi jamur adalah PDA yang telah diberi antibiotic.
Prinsip dari isolasi jamur adalah memisahkan atau menumbuhkan suatu jenis jamur
dengan jamur lain yang berasal dari campuran bermacam-macam jamur. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, karena dalam media
padat jamur akan membentuk suatu koloni yang tetap pada tempatnya. Media yang
digunakan dalam isolasi ini harus sesuai dengan mikroorganisme yang akan kita
ketahui populasinya. Karena kalau tidak sesuai agarnya maka mikroorganisme
tidak akan tumbuh.
Kita mengisolasijamur pada udara,
roti dan tanah dengan meremas-remas roti dan tanah. Tujuannya agar pada saat
ketiganya dimasukkan ke media PDA, jamur dapat tumbuh dan bisa berkembang dalam
waktu yang cukup lama agar nantinya kita dapat mengamati perkembangan jamur
tersebut. Media PDA yang berisikan jamur itu akan diletakkan di sembarang
tempat besar kemungkinan jamur tersebut akan terganggu perkembangbiakannya dan
akan terkontaminasi dengan udara, serta tidak steril, dengan begitu
makankeberhasilan yang akan didapatkan akan kecil. Maka dari itu pada incubator
jamur akan diletakkan dengan suhu yang pas yang telah disesuaikan untuk
perkembangan jamur tersebut.
Jamur yang
terdapat pada roti yang telah dilihat di mikroskop adalah jamur aspergilus sp,
rhizopus dan torula. Jamur aspergilus sp ini akan menyerang roti pada keadaan
yang cocok. Roti yang disimpan selama kurang lebih 7 hari akan tumbuh jamur.
Jamur ini sangat mudah tumbuh dan berkembang pada roti karena pada roti
terdapat makanan yang cukup untuk perkembangan jamur tersebut. Begitu pula pada
media PDA ini. Bentuk mikroskopis jamur aspergilus sp yaitu penyebaran koloni
miselia pada jamur ini menyebar kesegala arah, bentuk miselianya seperti kapas,
kerapatan miselia pada jamur ini sangat rapat, warna koloni miselianya berwarna
putih lama-lama menjadi kehijauan. Bentuk konidia dari jamur ini biasanya
berbentuk bulat sama tapi lonjong, warna konidianya berwarna hitam, hifanya
bersepta, dan biasanya warna hifanya hitam sampai hijau. Aspergilus sp dapat
tumbuh pada suhu 35-37 derajat Celsius (optimum) dan memerlukan oksigen yang
cukup.
Teknik isolasi
dari bahan makanan yaitu roti, tampak dari foto hasil pengamatan, koloni ini
termasuj dalam jenis kapang, warna koloni putih kekuningan, terdapat miselium,
tidak berbau dan merupakan jenis kapang aerob. Kapang ini merupakan rhizhopus.
Jamur rhizophus
selain tumbuh di media roti juga tumbuh di media tanah dan udara. Rhizhopus
dapat tumbuh pada suhu 5-37 derajat Celsius tapi pertumbuhannya optimum yaitu
pada suhu 25 derajat Celsius. Rhizhopus tumbuh dalam kondisi anaerobic. Jamur
rhizopus dapat tumbuh di media udara, tanah, dan roti karena spora jamur
rhozhopus berada pada udara dan tanah ataupun diri kita.
Banyak jamur
yang sudah dikenal perannannya yaitu jamur yang tumbuh di roti , buah, keju,
ragi, dalam pembuatan bird an dapat merusak tekstil yng lembab. Beberapa jenis
memproduksi antibiotic yag digunakan dalam terapi berbagai infeksi bakteri.
Diantanya semua organisme jamur adalah organisme yang paling banyak
menghasilkan enzim yang bersifat degradatif yang menyerang secara langsung
seluruh material organic. Adanya enzim yang bersifat degradatif ini menjadikan
jamur bagian yang sangat penting dalam mendaur ulang sampah alam, dan sebagai
decomposer dalam siklus biogeokimia (Hadioetomo, 1993).
Semua unsur
kimia di alam akan beredar melalui jalur tertentu dari lingkungan ke organisme
atau makluk hidup dan kembali lagi ke lingkungan. Semua bahan kimia dapat
beredar berulang-ulang melewati ekosistem secara tak terbatas. Jika suatu
organisme itu mati maka bahan organic yang terdapat pada tubuh organisme
tersebut akan dirombak menjadi komponen abiotic dan dikembalikan lagi ke dalam
lingkungan. Peredaran bahan abiotic dari lingkungan melalui komponen biotik dan
kembali lagi ke lingkungan dikenal sebagai siklus biogeokimia (Kusnadi, 2003).
VI.
Kesimpulan
Isolasi jamur
dapat dilaksanakan dengan menggunakan media PDA . jamur yang diisolasi adalah
jamur yang ada dalam roti, udara, dan tnah. Pada jamur yang ada di udara
dideteksi bahwa merupakan jamur rhizophus. Pada roti terdeteksi jamur
rhizhopus, torula dan aspergilus. Pada tanah terdeteksi jamur penicillium,
clodosporrium, rhizhopus, dan fusarium.
Teknik isolasi
jamur harus dilakukan secara aseptic agar tidak terkontaminasi mikroba. Dapat
juga digunakan antimikrobia pada media.
VII.
Daftar Pustaka
Dwijoseputro, 1990, Dasar-dasar mikrobiologi,
Djambatan: Jakarta.
Dwijoseputro, 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Hadioetomo, R.S., 1993, Mikrobiologi Dasar dalam
Praktek, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium, Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Kusnadi, dkk., 2003, Mikrobiologi, UMY Pres:
Yogyakarta.
Pelczar, Michael, 1986, Dasar-dasar Mikrobiologi, UI
Pres: Jakarta.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete