Materi Praktikum Mikrobiologi || Mikroskop ||

Tujuan
Mengetahui cara penggunaan mikroskop.
Mengetahui bagian-bagian dari mikroskop.

Landasan Teori
Panca indra manusia memiliki kemampuan yang terbatas, banyak masalah mengenai organisme yang ingin dipecahkannya hanya dapat diperiksa menggunakan alat-alat. Adapun alat yang digunakan adalah mikroskop yang memungkinkan seseorang untuk dapat mengamati objek dan gerakan yang sangat halus sehingga tidak dapat dilihat oleh kekuatan mata telanjang. Jadi pengertian dari mikroskop adalah alat bantu yang digunakan seseorang untuk mengamati objek yang mempunyai gerakan yang sangat halus dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang (Riadi, 2004).
Mikroskop adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan penelitian yang bersifat mikroskop karena tanpa mikroskop manusia tidak dapat melihat benda yang sangat halus dan kecil dengan mata telanjang (Utami, 2001).
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium yang berarti penglihatan. Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri (Nuni, 2011).
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek pada tahun 1632-1723 yang berkebangsaan Belanda. Dengan mikroskop yang masing-masing terdiri atas lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan perak. Kekuatan perbesaran tertinggi yang dapat dicapainya hanyalah 200-300 kali. Mikroskop ini sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop cahaya majemuk yang ada sekarang (Purba, 1999). Mikeoskop pada prinsipnyaadalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Macam-macam mikroskop yaitu:
  • Mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optic, berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan. Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasanya ialah mikroskop ultraviolet tidak dapat dilihat oleh mata manusia maka bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya. Mikroskop ini menggunakan lensa kuarsa.
  • Mikroskop pendarflour, mikroskop ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda asing atau antigen dalam jaringan.
  • Mikroskop medan gelap, mikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup, khususnya bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekati batas daya pisah mikroskop majemuk.
  • Mikroskop fasekontras, mikroskop ini digunakan untuk mengamati benda dalam keadaan alamnya, tanpa menggunakan bahan pewarna. Pada bawah meja objeknya dan pada lensa objektifnya terpasang perlengkapan fase kontras.
  • Mikroskop electron, banyak komponen sel seperti mitokondria, ribosom, dan renticulum endoplasma yang begitu kecil tidak bisa dilihat secara detail dengan mikroskop biasa.
  • Mikroskop electron pemayaran, mikroskop ini menggunakan berkas electron, tetapi yang seharusnya ditransmisikan secara serempak keseluruhan medan electron difokuskan sebagai titik yang sangat kecil dan dapat digerakkan maju mundur pada spesimennya.
Secara garis besar mikroskop terdirii dari dua bagian, yaitu:
a.    Bagian mekanik: statif , kubus, revolver, meja benda, sekrup, pengatur kubus (kasar, makro meter dan halus; micrometer), pengatur pentas mekanik.
b.    Bagian optic: lensa okuler, lensa objektif, kondensor, dan cermin pengatur cahaya.
Fungsi-fungsi bagian mikroskop adalah:
  1. Lensa okuler: memperbesar bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif.
  2. Batang tubuh: tempat memasang lensa okuler.
  3. Revolver: untuk menggerakkan lensa objektif sesuai dengan perbesaran yang dikehendaki.
  4. Lensa oobjektif:pembentuk bayangan langsung sebagai objeknya.
  5. Pengatur kasar: mengatur jarak objektif dan preparat secara kasar.
  6. Pengatur halus: untuk mendapatkan focus mikroskop dengan yang sebaik-baiknya.
  7. Pengatur pentas mekanik: untuk mengatur atau menggeser objek kekanan –kekiri atau muka         kebelakang.
  8. Meja objek: untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
  9. Jepitan objek: untuk memegang preparat agar stabil.
  10. Kondensor: memusatkan cahaya yang tersedia pada specimen.
  11. Difragma: mengatur banyaknya cahaya yang masuk.
  12. Cermin: memantulkan cahaya yang dibutuhkan untuk penyinaran objek.
  13. Cara menggunakan mikroskop:
  1. Letakkan mikroskop di tempat aman dan mantap, ganti penutup tubus dengan lensa okuler 10x.
  2. Sebelum preparat dipasang, aturlah dahulu cahaya yang masuk dengan mengatur kedudukan cermin (kondensor dan diagram dibuka semaksimal mungkin). Penyinaran yang baik diperoleh dari sinar yang tidak langsung. Penyinaran yang baik diperoleh dari sinar yang tidak langsung. Penyinaran yang berasal dari matahari digunakan cermin datar, penyinaran dari lampu cermin cekung.
  3. Preparat yang hendak diperiksa diletakkan pada meja preparat, aturlah sehingga letak preparat tepat dibawah lensa onjektif.
  4. Dengan menggunakan makrometer, turunkan lensa onjektif 10x, sehingga jarak antara lensa objektif dengan objektif dengan objek kuranglebih ½ cm. kemudian sambil dilihat dari lensa okuler, naiklah lagi lensa objektif perlahan-lahan sampai baying-bayang dari preparat terlihat jelas.
  5. Untuk menggeser preparat gunakan sekrup penetap dasar.
  6. Untuk memperbesar bagian-bagian yang akan diamati, digunakan lensa objektif 45x (hati-hati melakukannya sebab dapat menyebabkan pecahnya preparat).
  7. Bila menggunakan objektif 100x, terlebih dahulu teteskan minyak emersi diatas kaca preparat. Setelah selesai lensa dibersihkan dengan xylol/kertas lensa.
  8. Setelah selesai praktiku, kembalikanlah lensa objektif lemah ke posisi vertical dan lensa okuler diganti dengan penutup.
  9. Periksalah kembali bagian-bagian mikroskop lengkap/tidak, lalu masukkan ke dalam kotaknya masing-masing.

Alat dan Bahan
·           Mikroskop
·           Sumber cahaya
·           Preparat
·           Gliserol/cedar oil
·           Xylol
·           Kapas

Cara Kerja
a.    Cara menggunakan mikroskop dengan objektif 10x
  1. Menyiapkan mikroskop dan mengaturnya supaya nyaman.
  2. Memutar sekrup penentapan kasar sehingga tubuh mikroskop naik kira-kira 2 cm. tetapkan preparat ditengah-tengah mikroskop dan cengkeram dengan jepitan.
  3. Menaikkan kondensor setinggi-tingginya dan buka diafargma seluruhnya.
  4. Menempatkan sumber cahaya kira-kira 15 cm di muka mikroskop.
  5. Mengarahkan berkas cahaya tepat pada cermin mikroskop.
  6. Melihat preparat dari samping dan tetapkan cermin datar hingga preparat dapat disinari dengan terang.
  7. Memutar objektif 10x ke bawah hingga kira-kira 0,5 cm diatas preparat.
  8. Melihat melalui okuler dan menetapkan cermin dengan tetap mengarahkan cermin hingga bidang pandangan disinari seterangnya.
  9. Mengambil okuler dari mikroskop dan dilihat melalui tubus kosong ke belakang objektif.
  10. Menetapkan diafragma dari kondensor dan diamati.
b.    Cara menggunakan mikroskop dengan objektif 40x
  1. Menetapkan mikroskop menurut cara untuk perbesaran 10x.
  2. Memutar objektif 40x diatas preparat, lihat melalui okuler jika bayangan tidak terang, harus ditepatkan dengan sekrup.
  3. Mengambil okuler dalam tubuh dan tetapkan dalam penerangan.
  4. Pegang sekrup penetapan halus dan didapat bayangan dari bentuk ruang walau objek depth of sharpnes.
  5. Mulai mengamati.

Analisis dan Pembahasan
Pada praktikum tentang menggunakan mikroskop, prosedur pertama dilakukan adalah mengamati bagian-bagian dari mikroskop. Kemudian memahami satu per satu fungsi dari bagian-bagian mikroskop. Selain itu cara penggunaan dan cara pemeliharaan harus dipahami dengan baik. Agar praktikum dapat berjalan dengan lancer dan tanpa ada kesulitan.
Pada praktikum penggunaan mikroskop alat-alat yang dibutuhkan yaitu mikroskop digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak dilihat oleh mata telanjang. Objek glass digunakan untuk meletakkan objek yang diamati, cover glas digunakan untuk menutup objek yang berada di objek glas, pinset untuk mengambil benda kecil dan pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan dalam skala kecil, tissue digunakan untuk membersihkan alat.
Mikroskop yang diperlukan dalam praktikum mikrobiologi umumnya ada dua macam, yaitu:
Mikroskop monokuler
Mikroskop yang mempunyai sebuah lensa okuler ini dipakai untuk mengamati objek-objek yang tipis dan transparan atau tembus cahaya.
Mikroskop diseksi
Mikroskop ini mempunyai 2 lensa okuler (binokuler) dan dapat dipergunakan untuk melihat objek secara stereoskopis atau tiga dimensi, baik untuk yang transparan maupun yang tidak transparan. Alat ini sering dipakai untuk mengadakan diseksi atau proses pembadahan atau meneliti hewan-hewan maupun organ-organ yang kecil.
Bagian-bagian dari mikroskop adalah:
  1. Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif.
  2. Batang tubuh berfungsi untuk tempat memasang lensa okuler.
  3. Revolver berfungsi untuk menggerakkan lensa objektif sesuai dengan perbesaran yang dikehendaki.
  4. Lensa objektif berfungsi untuk membentuk bayangan langsung sebagai objeknya.
  5.  Pengatur kasar berfungsi untuk mengatur jarak objektif dan preparat secara kasar.
  6. Pengatur halusberfungsi untuk mendapatkan focus mikroskop dengan sebaik-baiknya.
  7. Pengatur oentas mekanik berfungsi untuk mengatur atau menggeser objek kekanan-kekiri atau muka belakang.
  8. Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
  9. Jepitan objek berfungsi untuk memegang preparat agar stabil.
  10. Kondensor berfungsi untuk memusatkan cahaya yang tersedia pada specimen.
  11. Diafargma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk.
  12. Cermin berfungsi untuk memantulkan cahaya yang dibutuhkan untuk penyinaran objek.
Dari praktikum tentang penggunaan mikroskop binakuler yang memiliki 2 lensa okuler memilki hasil bayangan yang bersifat maya terbalik, diperbesar.

 Kesimpulan
Mikroskop adalah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.


Daftar Pustaka
Bukle, KA., 1987, Ilmu Pangan , Universitas Jakarta: Jakarta.
Dijoseputro, D., 1989, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan: Malang.
Fardiaz, S., 1992, Mikrobiologi Pangan 1, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Pelzcar, dan Chan, 1986, Dasar-dasar Mikrobiologi, UI Pres: Jakarta.
Sumantri, Debby M, dkk., 2009, Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan, Universitas Pajajaran: Bandung.


0 Response to "Materi Praktikum Mikrobiologi || Mikroskop ||"

Post a Comment

Labels

kimia analisis mikribiologi laporan praktikum kromatografi kromatografi 1 Spektroskopi kimia anorganik Analisis Elektrokimia Elektrokimia kimia fisika Praktikum Biokimia analis kimia gas gugus kromofor kafein kimia prinsip spektrofotometer UV-Vis reaksi uji iodin Analisis Kuantitatif Terhadap Lemak/Minyak Baku Mutu Limbah Cair untuk Cr(VI) Cara Pembuatan Preparat Eritrodextrin GC Gc-ms Habitat Protozoa Hukum Avogadro Isolasi Jamur Isolasi Mikroba Karakteristik protozoa Ksp Materi Tes Biokimia Pemeriksaan Bakteri Khusus Penetapan Amilase (Wohlgemuth) Perbedaan single beam dan double beam Prinsip bilangan penyabunan Prinsip bilangan peroksida Reaksi kromium dengan difeni karbazid TLC Uji Katalase additive adsorbsi akuades alkaloid analisis Cr3+ dan Co2+ analisis KMnO4 analisis besi analisis dua komponen analisis enzim analisis kafein analisis karbohidrat analisis krom analisis protein asam askorbat asam askorbat adalah bentuk spektra panjang gelombang KMnO4 bola jatuh butanol cara kerja viskometer oswald cara membuat nata cyclic voltametry daerah uv-vis deret normal alkohol entalphi entalphi pembakaran deret normal alkohol enzim esel etanol faktor pengaruh uji enzim fungsi HNO3 fungsi gibbs fungsi konsentrasi fungsi penggunaan KBr fungsi pupuk za garam gliserol gugus fungsional asam salisilat hidrogen hidrolisis larutan gula hplc hukum Charles hukum Lambert-Beer hukum boyle hukum dalton hukum froundich indeks diastase urine interaksi radiasi isolasi nikotin isoterm adsorbsi kadar metilen blue kadar protein telur ayam kalor pembakaran karbondioksida kckt komponen minyak nilam kopi kromatografi 2 kromatografi gas laju reaksi metanol metode metode titrasi metode wohlgemuth minuman bersoda minyak kayu putih minyak nilam molar gas molekul nata de coco nata de soya nikotin oksigen panjang gelombang maksimum Cr3+ dan Co2+ panjang gelombang metilen blue panjang geombang vitamin C penentuan kadar vitamin C dengan titrasi pengaruh suhu terhadap enzim pengompleks pentanol percobaan 3 persamaan kuadrat polarimeter prinsip penentuan kadar protein prinsip polarisasi prinsip spektrofotometer prinsip spektroskopi IR prinsip viskometer oswald propanol proses penyamakan kulit protozoa adalah prsamaan nernst ptyalin adalah pupuk Za radius molekul reaksi I2 dengan vitamin C reaksi analisis vitamin C reaksi argentometri volhard reaksi hidrolisis larutan gula reaksi orde pertama reaksi pengendapan reaksi pengoksidasian minyak reaksi penyabunan reduksi oksidasi rumus molekul vitamin C sakarin senyawa kompleks sifat protein sifat-sifat enzim sifat-sifat kimia spektrofotometer UV-Vis Single beam spektrofotometer double beam spektrofotometeter UV-Vis Single beam spektroskopi IR spesifikasi spektrofotometer stoikiometri struktur minyak/lemak syarat gugus kromofor teh tembakau termodinamika tes biuret tetapan laju reaksi uji air liur uji enzim uji saiva viskometer oswald viskositas vitamin C