Praktikum Mikrobiologi Perkembangbiakan bakteri


Setelah sebelumnya kita membahas tentang Mikrobiologi Isolasi  Mikroba Dalam artikel ini kita akan membahas  Praktikum Mikrobiologi Perkembangbiakan bakteri baik itu tentang Bagaimana Mengetahui cara perkembangbiakan bakteri serta  Memahami faktor-faktor yang memepengaruhi tentang perkembangbiakan bakteri. Sebelum kita membahas beberapa hal diatas alangkah baiknya apabila kita mengetahui beberapa materi yang berhubungan terkait pengembangbiakan bakteri ini.

Pengertian Bakteri

Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa diantaranya hanya memiliki diameter 0,4 mm. sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak memiliki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lender atau kapsula. Kapsula terdiri atas campuran polipeptida dan polisakarida (Gaman dan Sherrington, 1992).
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian m.µm dan panjang 5 µm besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 DNA diselubungi oleh satu membrane inti, terdapat organela mitokondria dan protoplasma. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang lansung berbatasan dengan sitoplasma berisi ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri (schlegel, 1994).

Jenis-Jenis Bakteri

Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri itu dapat dibagi atas 3 golongan, yaitu golongan basil, kokus, dan spiral. Basil berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar bakteri itu merupakan basil. Basil dapat bergandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain. Yang bergandengan panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus merupakan bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebut streptokokus, bergandengan dua disebut tetrakokus, kokus yangmengelompok merupakan suatu untaian disebut stotilokokus, sedang kokus yang mengelompok serupa disebut sarcina (Dwijoseputro, 1978).
Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada keadaan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri, susu mentah misalnya. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri yang dijumpai dalam susu salah psikofilik, mesofilik, dll.

Fase Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag,  fase exponensial, fase stasioner, dan fase kematian. Pada fase kematian exponensial tidak diamati pad kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi (Sofa, 2008).
Mikroorganisme termasuk didalamnnya dari golongan bakteri, kebanyakan hidup dalam range suhu tertentu saja, mereka memiliki suhu maksimum dan minimum. Apabila kondisi suhu lingkungan keluar dari kisaran tersebut maka bakteri tersebut pertumbuhannya akan terhambat, bahkan mati. Dalam pertumbuhannya bakteri memiliki suhu optimum dimana pada suhu tersebut pertumbuhan bakteri menjadi maksimal. Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel hidup dengan jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa sel. Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam menentukan jumlah sel yang hidup dapat dilakukan perhitungan langsung sel secara mikroskopik (Sofa,2008).

 Media Pertumbuhan Bakteri

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme khususnya bakteri memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul terkecil yang dirakit untuk menyusus komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni, juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air sebagai pelarut dari agar dimana agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Soni, Ahmad, 2010).
Bahan yang didinokulasikan pada medium tersebut disebut inoculum. Dengan menginokulasi medium agar nutrient (nutrient agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan tuang. Sel-sel mikroba akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inoculum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel dapt diamati dalam medium agar, bukanlah suatu biakan yang murni (Pelczar, 2008).
Setiap mikrobia dapat diinkubasi dengan media tertentu sesuai dengan sifat-sifat karakteristik biosintesisnya. Media PCA (plate count agar) dan NA (nutrient agar) biasa digunakan untuk pemupukan bakteri dan media PDA (potato dextrose agar) biasanya digunakan untuk pemupukan jamur (Fardiaz, 1994).
Penurunan jumlah bakteri disebabkan oleh perbedaan daya tahan mikroba terhadap kadar garam sangat bervariasi, tergantung dari sifat dinding sel dan tekanan osmotic internal mikroorganisme tersebut. Selain itu juga penurunan jumlah total bakteri ,menunjukkan fase menuju kematian dan fase kematian. Pada fase ini sebagian populasi jasad renik mulai mengalami kematian karena beberapa faktor yaitu nutrient di dalam medium sudah habis, dan energy cadangan di dalam sel sudah habis (Erungan, et al, 2009).
 
Alat dan bahan
1.    Sampel air/suspense bakteri/objek penelitian
2.    3 tabung reaksi berisi media NA
3.    5 tabung reaksi berisi 9 mL air steril, masing-masing tabung diberi label 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5.
4.    3 cawan petri steril diberi label 10-1, 10-2, dan 10-3.
5.    Pipet steril 1 mL


Analisis pembahasan Praktikum Perkembangbiakan bakteri

Pada praktikum kali ini menggunakan media NA yaitu medium yang memiliki fungsi yakni untuk mengembangkanbiakkan bakteri secara umum. Medium Na mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Menurut Pelczar (2008), sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang digunakan. Jika sifat ini dipenuhi maka pertumbuhan bakteri akan bagus.
Praktikum ini merupakan praktikum tentang perhitungan mikroba dengan metode plate count. Metode tersebut menjelaskan mengenai cara menghitung koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni di dalam suatu bahan pangan yang dianalisis. Praktikum ini menggunakan sampel berupa sayuran segar. Larutan yang digunakan sekitar 1 mL suspense sampel ke dalam cawan petri steril. Dilanjutkan dengan menunagkan media penyubur (nutrient agar), NA media penyubur merupakan nutrisi untuk makanan mikroba sampel tersebut mengalami pengenceran sebanyak 3 kali pengenceran. Kemudian dilakukan perhitungan setelah didiamkan dalam incubator pada suhu 370C selama 48 jam. Dilakukan pengenceran sampai 10-5 berfungsi untuk mengurangi jumlah mikroba. Dan dapat melihat perbedaan mikroba yang tumbuh atau perkembangan dari pengenceran 10-3, 10-4, 10-5. Dan juga bertujuan untuk memperkecil jumlah mikroba yang tarsuspensi dalam cairan sehingga untuk membantu perhitungan jumlah mikroba.
Dalam melakukan percobaan dilakukan beberapa perlakuan yaitu memanaskan pinggiran cawan petri agar bakteri yang tidak diinginkan tidak tumbuh dan mencegah terjadinya kontaminas. Dihomogenkan larutan dengan pengaduk agar tidak terjadi dua fase dan larutan tercampur merata. Ditimbang sampel agar sesuai dengan takaran.
Dari hasil percobaan yang dilakukan tidak terdapt hasil dikarenakan bakteri tidak tumbuh sama sekali yang dapat dilihat dalam tabel pengamatan. Hal ini dapat terjadi mungkin karena saat memasukkan sampel media dalam keadaan masih panas, sehingga bakteri menjadi mati sebelum dilakukan perkembangbiakan/pertumbuhan.

Kesimpulan
Air selalu mengandung mikroba atau bakteri yang jumlah dan jenisnya berbeda. Pengukuran jumlah  mikroba yang terkandung pada air menggunakan pengenceran dengan metode plate count. Tingkat pengenceran yang lebih tinggi menghasilkan jumlah koloni yang lebih banyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan mikroorganisme dalam air adalah zat makanan, pH, air, oksigen, senyawa penghambat pertumbuhan, waktu,potensial reduksi oksidasi, sturktur biologi, dan faktor pengelolaan, serta penyaji dan penjamah air.

Daftar pustaka
  • Buckle, et al, 1987,Ilmu pangan Terjemahan Purnomo H. Adiono. UI Pres: Jakarta.
  • Dwijoseputro, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan: Jakarta.
  • Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan, Dirjen Pendidikan Tinggi IPB: Bogor.
  • Winarno, 2002, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia: Jakarta.
Sekian dulu ya untuk artikel yang ini, baca juga artikel lainnya tentang  Materi Praktikum Mikrobiologi Isolasi Jamur
Semoga Artikel tentang ringkasan pengetahuan yang bercerita tentang  Mikrobiologi Perkembangbiakan bakteri  ini bermanfaat bagi kita semua

0 Response to "Praktikum Mikrobiologi Perkembangbiakan bakteri"

Post a Comment

Labels

kimia analisis mikribiologi laporan praktikum kromatografi kromatografi 1 Spektroskopi kimia anorganik Analisis Elektrokimia Elektrokimia kimia fisika Praktikum Biokimia analis kimia gas gugus kromofor kafein kimia prinsip spektrofotometer UV-Vis reaksi uji iodin Analisis Kuantitatif Terhadap Lemak/Minyak Baku Mutu Limbah Cair untuk Cr(VI) Cara Pembuatan Preparat Eritrodextrin GC Gc-ms Habitat Protozoa Hukum Avogadro Isolasi Jamur Isolasi Mikroba Karakteristik protozoa Ksp Materi Tes Biokimia Pemeriksaan Bakteri Khusus Penetapan Amilase (Wohlgemuth) Perbedaan single beam dan double beam Prinsip bilangan penyabunan Prinsip bilangan peroksida Reaksi kromium dengan difeni karbazid TLC Uji Katalase additive adsorbsi akuades alkaloid analisis Cr3+ dan Co2+ analisis KMnO4 analisis besi analisis dua komponen analisis enzim analisis kafein analisis karbohidrat analisis krom analisis protein asam askorbat asam askorbat adalah bentuk spektra panjang gelombang KMnO4 bola jatuh butanol cara kerja viskometer oswald cara membuat nata cyclic voltametry daerah uv-vis deret normal alkohol entalphi entalphi pembakaran deret normal alkohol enzim esel etanol faktor pengaruh uji enzim fungsi HNO3 fungsi gibbs fungsi konsentrasi fungsi penggunaan KBr fungsi pupuk za garam gliserol gugus fungsional asam salisilat hidrogen hidrolisis larutan gula hplc hukum Charles hukum Lambert-Beer hukum boyle hukum dalton hukum froundich indeks diastase urine interaksi radiasi isolasi nikotin isoterm adsorbsi kadar metilen blue kadar protein telur ayam kalor pembakaran karbondioksida kckt komponen minyak nilam kopi kromatografi 2 kromatografi gas laju reaksi metanol metode metode titrasi metode wohlgemuth minuman bersoda minyak kayu putih minyak nilam molar gas molekul nata de coco nata de soya nikotin oksigen panjang gelombang maksimum Cr3+ dan Co2+ panjang gelombang metilen blue panjang geombang vitamin C penentuan kadar vitamin C dengan titrasi pengaruh suhu terhadap enzim pengompleks pentanol percobaan 3 persamaan kuadrat polarimeter prinsip penentuan kadar protein prinsip polarisasi prinsip spektrofotometer prinsip spektroskopi IR prinsip viskometer oswald propanol proses penyamakan kulit protozoa adalah prsamaan nernst ptyalin adalah pupuk Za radius molekul reaksi I2 dengan vitamin C reaksi analisis vitamin C reaksi argentometri volhard reaksi hidrolisis larutan gula reaksi orde pertama reaksi pengendapan reaksi pengoksidasian minyak reaksi penyabunan reduksi oksidasi rumus molekul vitamin C sakarin senyawa kompleks sifat protein sifat-sifat enzim sifat-sifat kimia spektrofotometer UV-Vis Single beam spektrofotometer double beam spektrofotometeter UV-Vis Single beam spektroskopi IR spesifikasi spektrofotometer stoikiometri struktur minyak/lemak syarat gugus kromofor teh tembakau termodinamika tes biuret tetapan laju reaksi uji air liur uji enzim uji saiva viskometer oswald viskositas vitamin C