Materi Laporan Praktikum Mikrobiologi Isolasi Mikroba

Laporan Praktikum Mikrobiologi
Materi 3
Isolasi Mikroba


Cara-cara pengisolasian mikroba

       Dalam artikel ini kita akan banyak membahas tentang Mempelajari Bagaimana cara-cara pengisolasian mikroba yang nantinya bisa kita manfaatkan untuk mengembangbiakan mikroba itu sendiri Selain itu juga diharapkan dengan adanya artikel ini kita juga bisa mengetahui dan dapat melakukan teknik-teknik dalam mengisolasi mikroba yang nantinya bisa bermanfaat dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
II.          Landasan teori
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang ,menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman, dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang, dan sebagainya. populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beranekaragam sehingga dalam mengisolasi dierlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotic (Ferdiaz, 1992).

Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungan ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut biakan murni. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari camouran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur dan Asnani, 2007).
 
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan padda prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).

Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi, dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwijoseputro, 2005). Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba yaitu antara lain:


  1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi.
  2. Tempat hidup atau asal mikrobatersebut.
  3. Medium pertumbuhan yang sesuai.
  4. Cara menginkubasi mikroba.
  5. Cara menginokulasi mikroba.
  6. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai dengan yang dimaksud.
  7. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni.

Metode Isolasi mikroba


Menurut hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu:

1.    Metode cawan gores

Metode ini mempunyai dua keuntungan, yanti menghemat bahan dan waktu. metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.

2.    Metode cawan tuang

Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan specimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan (±500C) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam specimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perku dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu diantara cawan tersebut mengandung koloni terpisah diatas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.

3.    Teknik sebar (spread plate)

Teknik isolasi mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.

4.    Teknik pengenceran (dilution method)

Suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

5.    Teknik micromanipulator

Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam micromanipulator, kemudian ditempatkan dalam micromanipulator, kemudian dipempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan isolasi mikroba.

Berbagai macam cara dalam mengisolasi mikroba, yaitu:


1.         Isolasi pada agar cawan

Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengnecerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran, merupakan metode yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan isolasi mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (500C) yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas permukaan/di dalam cawan.

2.         Isolasi pada medium cair

Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pegenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.

3.         Isolasi sel tunggal

Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

III.          Alat dan bahan
  • Alat:
  • Jarum inokulasi
  • Pembakar Bunsen/spritus
  • Orbital shaker
  • Tabung reaksi
  • Cawan petri
  • Incubator
  • Pemanas air
  • Pipet volume 1 mL
  • Spreader
Bahan:
  • Media NB steril
  • Biakan bakteri
  • Media nutrient agar miring
  • Media NA steril
  • Kapas

Cara kerja dalam praktek mengisolasi mikroba

a.         Isolasi ke media cair
1.       Memegang jarum inokulasi dan tabung berisi biakan bakteri
2.       Memanaskan jarum inokulasi
3.       Memasukkan jarum inokulasi ke dalam tabung bakteri
4.       Jarum diangkat, memanaskan mulut tabung dekat api
5.       Tabung ditutup dengan kapas
6.       Mengambil media NB dengan tangan kiri dan buka
7.       Memanaskan mulut labu media
8.       Memasukkan ujung jarum inokulasi
9.       Mengangkat jarum
10.   Memanaskan mulut labu dan menutupnya
11.   Kultur diinkubasi pada temperature tertentu sambil digoyang dalam orbital shaker.
b.        Isolasi ke media padat
b1.   Agar miring
1.       Secara steril gesekkan jarum inokulasi ke biakan bakteri di atas permukaan agar miring ke dalam tabung reaksi pertama dengan cara zigzag.
2.       Tabung kedua merupakan tabung control.
3.       Kedua tabung diinkubasi pada temperature 370C selama 48 jam.
4.       Baakteri berkembang biak dan berkoloni.
b2.   Agar dalam cawan petri
1.       Memanaskan tabung-tabung berisi agar dalam pemanas 1000C hingga agarnya mencair.
2.       Membuka bungkusan cawan petri dan tempatkkan di atas meja.
3.       Mengambil satu tabung berisi media agar, dan dinginkan sampai suhunya ± 550C.
4.       Membuka tutup tabung dlam keadaan miring dan panaskan mulut tabung dalam nyala api.
5.       Membuka tutup cawan petri dan masukkan agar dalam cawan.
6.       Memaskan mulut cawan petri.
7.       Menutup cawan petri.
8.       Mendiamkannya hingga media agar beku.
b2.1.Isolasi dengan teknik geser
1.    Memijarkan jarum inokulasi
2.    Membasahi jarum inokulasi dengan suspense bakteri
3.    Menggeser bagian jarum yang telah dibasahkan pada permukaan media agar dalam cawan petri dengan membuat sejumlah garis lurus yang sejajar.
4.    Memutar cawan 900C.
5.    Menggeser jarum dimulai dari ujung garis geseran terakhir dan geserkan kembali membentuk garis lurus sejajar.
6.    Memutar kembali berlawanan arah jarum jam, ulangi 1 atau 2x.
7.    Menutup cawan petri dan membakar mulutnya.
8.    Menyimpannya pada temperature inkubasi yang ditentukan.
b2.2. Isolasi menggunakan teknik tuang/pour plate dengan pengenceran sampel.
1.    Memberi label pada 3 tabung akuades steril masing-masing 10-1, 10-2, dan 10-3.
2.    Memberi label pada cawan petri masing-masing 10-1, 10-2, dan 10-3.
3.    Memanaskan media NA beku hingga mencair.
4.    Mendingikannya sampai kira-kira 550C.
5.    Mengambil 1 mL suspense bakteri lalu masukkan dalam tabung akuades 10-1.
6.    Mengambil 1 mL dari tabung 10-1 dan masukkan dalam tabung 10-2.
7.    Mengambil 1 mL dari tabung 10-2 dan masukkan dalam tabung 10-3.
8.    Mengambil 1 mL sampel dan masukkan dalam cawan petri.
9.    Memasukkan media NA yang temperaturnya ±550C dan tunggu hingga mengeras.
10. Memasukkannya dalam incubator dalam posisi terbalik.
11. Mengamati koloni yang timbul.
b2.3. Isolasi dengan teknik sebar
1.       Mengambil 1 Ml suspense bakteri.
2.       Memasukkannya dalam cawan petri berisi media NA.
3.       Memanaskan spreader.
4.       Menunggu hingga agak dingin.
5.       Meratakan suspense bakteri diatas permukaan media agar dengan spreader. Menginkubasi kultur pada temperature yang sesuai.

V.          Analisis dan pembahasan
Ada beberapa metode dalam mengisolasi mikroba bakteri (mikroorganisme)yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran dan agar miring. Metode-metode ini berdasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya. Prkatikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik di dalam pengisolasian mikroba beserta pemurniannya.
Pengenceran ini bertujuan untuk mempermudah dalam perhitungan jumlah koloni mikroba yang utmbuh, baik warna maupun karakteristik lainnya. Dari hasil praktiukum dapat diketahui bahwa bentuk, tepian, warna dan wlwvasi dari bakteri. Untuk bakteri, bentuknya ada yang bundar, rizoid, tidak beraturan dan menyebar dengan yang tepian siliat, berlekuk, bercabang, berombak, dan licin. Warna yang dapat dilihat dari koloni bakteri pada sampel ini adalah semua berwarna putih susu dan elevasi pada semua sampel ini datar da nada pula yang cembung.
Koloni=koloni yang telah ditentukan pada masing=masing medium kemudian diidentifikasi morfologinya yaitu bentuk luar, warna, struktur dalam koloni, tepi koloni, elevasi. Pada masing-masing media sendiri terdapat keanekaragaman dalam morfologi tersebut. Koloni bakteri dapat dengan mudah dibedakan dari koloni lainnya dengan adnya penampakan umum berupa lender dan agak mengkilap. Bakteri adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki bentuk yang beragam. Pada umumnya bakteri berhubungan dengan makanan. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan fermentasi yang menguntungkan.
Kontaminasi dalam praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin terjadi jika kondisi dari alat, bahan maupun prkatikan tidak steril. Oleh karena itu dalam setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar mikroba ke dalam medium perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat merusak hasil percobaan. Setiap pada prkatikum kali ini, semua cawan biakan bahkan cawan control pun terkontaminasi hal ini dibuktikan pada cawan control terdapat koloni-koloni bakteri. Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting didalam mengendalikan mikroba.  Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba.   

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba:

a.                   Suplai nutrisi

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energy dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah: karbon, nitrogen, hydrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi, dan seju,lah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada kahirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higienis adalah meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.

b.                  Suhu atau temperature

Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan:
1.         Apabila suhunaik maka kecepatan metabolism naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolism akan menurun dan pertumbuhan diperlambat.
2.         Apabila suhu naik atau turun secara drastic, tingkat pertumbuhan akan terhenti, komponen sel menjadi tidak aktif dan rusak sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal diatas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1.         Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
2.         Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum disebut juga suhu inkubasi.
3.         Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhannya tidak terjadi.
c.       Keasaman atau kebasaan (pH)
Setiap organisme memiliki pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 8 dan nilai pH di luar kisaran 2 sampai 10 biasanya bersifat merusak.
d.      Ketersediaan oksigen
Mikroorganisme memeilki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen. Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi medium adalah:
1.                   Sterilisasi medium yang kurang sempurna.
2.                   Medium memenuhi semua kebutuhan nutrient.
3.                   Proses prkatikum yang tidak aseptis.
4.                   Lingkungan laboratorium yang kurang steril.

VI.          Kesimpulan
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni. Cara-cara pengisolasian mikroba dengan cara isolasi ke media padat dan isolasi ke media cair. Teknik-teknik isolasi ke media padat dengan cara agar miring, teknik sebar, teknik tuang, dan teknik gores.

VII.          Daftar pustaka
Bukle, KA., 1987, Ilmu pangan, Universitas Jakarta: Jakarta.
Dwijoseputro, D., 1989, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan: Malang.
Pelzcar dan Chan, 1986, Dasar-dasar Mikrobiologi, UI Pres: Jakarta.
Sumantri, Debby M, dkk., 2009, Diktat Penuntun Prkatikum Mikrobiologi Pangan, Universitas Pajajaran, bandung.Fardiaz, S., 1992, Mikrobiologi Pangan 1, Gramedia Pustaka utama, Jakarta.

 Sekian dulu ya untuk artikel yang ini, baca juga artikel lainnya tentang Bagaimana cara pengembangbiakan bakteri
Semoga Artikel tentang ringkasan pengetahuan yang bercerita tentang Cara-cara pengisolasian mikroba ini bermanfaat buat semua teman teman yang sudah membacanya apabila ada salah kata-kata mohon dimaafkan yaa :D

6 Responses to "Materi Laporan Praktikum Mikrobiologi Isolasi Mikroba"

Labels

kimia analisis mikribiologi laporan praktikum kromatografi kromatografi 1 Spektroskopi kimia anorganik Analisis Elektrokimia Elektrokimia kimia fisika Praktikum Biokimia analis kimia gas gugus kromofor kafein kimia prinsip spektrofotometer UV-Vis reaksi uji iodin Analisis Kuantitatif Terhadap Lemak/Minyak Baku Mutu Limbah Cair untuk Cr(VI) Cara Pembuatan Preparat Eritrodextrin GC Gc-ms Habitat Protozoa Hukum Avogadro Isolasi Jamur Isolasi Mikroba Karakteristik protozoa Ksp Materi Tes Biokimia Pemeriksaan Bakteri Khusus Penetapan Amilase (Wohlgemuth) Perbedaan single beam dan double beam Prinsip bilangan penyabunan Prinsip bilangan peroksida Reaksi kromium dengan difeni karbazid TLC Uji Katalase additive adsorbsi akuades alkaloid analisis Cr3+ dan Co2+ analisis KMnO4 analisis besi analisis dua komponen analisis enzim analisis kafein analisis karbohidrat analisis krom analisis protein asam askorbat asam askorbat adalah bentuk spektra panjang gelombang KMnO4 bola jatuh butanol cara kerja viskometer oswald cara membuat nata cyclic voltametry daerah uv-vis deret normal alkohol entalphi entalphi pembakaran deret normal alkohol enzim esel etanol faktor pengaruh uji enzim fungsi HNO3 fungsi gibbs fungsi konsentrasi fungsi penggunaan KBr fungsi pupuk za garam gliserol gugus fungsional asam salisilat hidrogen hidrolisis larutan gula hplc hukum Charles hukum Lambert-Beer hukum boyle hukum dalton hukum froundich indeks diastase urine interaksi radiasi isolasi nikotin isoterm adsorbsi kadar metilen blue kadar protein telur ayam kalor pembakaran karbondioksida kckt komponen minyak nilam kopi kromatografi 2 kromatografi gas laju reaksi metanol metode metode titrasi metode wohlgemuth minuman bersoda minyak kayu putih minyak nilam molar gas molekul nata de coco nata de soya nikotin oksigen panjang gelombang maksimum Cr3+ dan Co2+ panjang gelombang metilen blue panjang geombang vitamin C penentuan kadar vitamin C dengan titrasi pengaruh suhu terhadap enzim pengompleks pentanol percobaan 3 persamaan kuadrat polarimeter prinsip penentuan kadar protein prinsip polarisasi prinsip spektrofotometer prinsip spektroskopi IR prinsip viskometer oswald propanol proses penyamakan kulit protozoa adalah prsamaan nernst ptyalin adalah pupuk Za radius molekul reaksi I2 dengan vitamin C reaksi analisis vitamin C reaksi argentometri volhard reaksi hidrolisis larutan gula reaksi orde pertama reaksi pengendapan reaksi pengoksidasian minyak reaksi penyabunan reduksi oksidasi rumus molekul vitamin C sakarin senyawa kompleks sifat protein sifat-sifat enzim sifat-sifat kimia spektrofotometer UV-Vis Single beam spektrofotometer double beam spektrofotometeter UV-Vis Single beam spektroskopi IR spesifikasi spektrofotometer stoikiometri struktur minyak/lemak syarat gugus kromofor teh tembakau termodinamika tes biuret tetapan laju reaksi uji air liur uji enzim uji saiva viskometer oswald viskositas vitamin C