Proses Pembuatan Nata De Coco Menggunakan Pupuk ZA

Nata adalah makanan sumber serat bagi tubuh kita yang berupa lapisan putih, kenyal (agak liat) dan padat sebagai hasil penuaian fermentasi oleh mikroba. Jenis makanan ini mirip dengan kolang kaling, dapat digunakan sebagai manisan, pengisi es krim, yogurt, jely, agar-agar dan campuran cocktail. Selain untuk makanan, nata dapat digunakan untuk pembuatan membrane akustik (loudspeaker), karena nata memiliki karakteristik high fibre (Widarto, 2001:4).
Nata dapat dibuat dari bermacam-macam bahan dasar yang biasanya diberi nama sesuai dengan bahan dasarnya. Nata yang dibuat dari air kelapa diberi nama nata de coco. Selain nata yang dibuat dari air kelapa ada juga nata yang dibuat dari nanas, jambu mete, kedelai dan tomat, berturut-turut diberi nama nata de pina, nata de cashew, nata de soya dan nata de tomato. Masyarakat pada umumnya lebih mengenal nata de coco, karena pada saat ini yang beredar di pasaran luas adalah nata de coco.
Syarat suatu bahan alam dapat dibuat  nata adalah mengandung cukup banyak gula. Gula yang ada dalam bahan tersebut dimanfaatkan oleh bakteri acetobacter xylinum untuk membuat nata (Tien R Muchtadi, 1997:39).
Proses pembuatan nata meliputi 6 bagian kegiatan, yaitu yang pertama penyiapan substrat, kedua penyiapan media, ketiga penyiapan starter, keempat pemeraman atau fermentasi, kelima penghilangan asam, dan yang keenam pemasakan. Nata dapat dipanen setelah masa fermentasi selesai, kemudian dilanjutkan tahap penghilangan asam dan pemasakan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap nata de coco yang telah diawetkan dalam sirup, didapatkan komposisi nata sebagai berikut: air 67,7%, protein 0%, lemak 0,2%, kalsium 12 mg, besi 5 mg, fosfor 2 mg, tiamin sedikit, dan riboflavin 0,01 mikrogram. Ditinjau dari komposisi ini, ternyata hanya sedikit komponen yang terdapat dalam air kelapa terikut dalam nata. Karena itu, dapat dikatakan bahwa nata benar-benar hanya merupakan makanan penyegar yang nilai nutrisinya kecil. Tetapi untuk menaikkan nilai nutrisi nata, dapat juga dilakukan penambahan beberapa vitamin maupun mineral selama proses pengawetan nata di dalam air sirup (Dolendo dalam Agung S, 1986:7)
Proses pembuatan serat nata atau dalam bahasa kimia disebut selulosa dibantu oleh bakteri yang bernama acetobacter xylinum.  Untuk membentuk serat nata tersebut bakteri membutuhkan tenaga atau nutrisi. Sumber nutrisi bagi bakteri harus ditambahkan agar ia dapat bekerja menjalin glukosa menjadi serat nata (selulosa). Sebagai sumber karbon ditambahkan gula pasir, sumber nitrogen dari pupuk ZA atau ammonium sulfat ((NH4)2SO4, sumber mineral dari garam inggris (MgSO4), dan cuka (asam asetat) karena bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada suasana asam.
Sumber: Kedaulatan Rakyat edisi jumat wage 10 april 2015 halaman 13

0 Response to "Proses Pembuatan Nata De Coco Menggunakan Pupuk ZA"

Post a Comment

Labels

kimia analisis mikribiologi laporan praktikum kromatografi kromatografi 1 Spektroskopi kimia anorganik Analisis Elektrokimia Elektrokimia kimia fisika Praktikum Biokimia analis kimia gas gugus kromofor kafein kimia prinsip spektrofotometer UV-Vis reaksi uji iodin Analisis Kuantitatif Terhadap Lemak/Minyak Baku Mutu Limbah Cair untuk Cr(VI) Cara Pembuatan Preparat Eritrodextrin GC Gc-ms Habitat Protozoa Hukum Avogadro Isolasi Jamur Isolasi Mikroba Karakteristik protozoa Ksp Materi Tes Biokimia Pemeriksaan Bakteri Khusus Penetapan Amilase (Wohlgemuth) Perbedaan single beam dan double beam Prinsip bilangan penyabunan Prinsip bilangan peroksida Reaksi kromium dengan difeni karbazid TLC Uji Katalase additive adsorbsi akuades alkaloid analisis Cr3+ dan Co2+ analisis KMnO4 analisis besi analisis dua komponen analisis enzim analisis kafein analisis karbohidrat analisis krom analisis protein asam askorbat asam askorbat adalah bentuk spektra panjang gelombang KMnO4 bola jatuh butanol cara kerja viskometer oswald cara membuat nata cyclic voltametry daerah uv-vis deret normal alkohol entalphi entalphi pembakaran deret normal alkohol enzim esel etanol faktor pengaruh uji enzim fungsi HNO3 fungsi gibbs fungsi konsentrasi fungsi penggunaan KBr fungsi pupuk za garam gliserol gugus fungsional asam salisilat hidrogen hidrolisis larutan gula hplc hukum Charles hukum Lambert-Beer hukum boyle hukum dalton hukum froundich indeks diastase urine interaksi radiasi isolasi nikotin isoterm adsorbsi kadar metilen blue kadar protein telur ayam kalor pembakaran karbondioksida kckt komponen minyak nilam kopi kromatografi 2 kromatografi gas laju reaksi metanol metode metode titrasi metode wohlgemuth minuman bersoda minyak kayu putih minyak nilam molar gas molekul nata de coco nata de soya nikotin oksigen panjang gelombang maksimum Cr3+ dan Co2+ panjang gelombang metilen blue panjang geombang vitamin C penentuan kadar vitamin C dengan titrasi pengaruh suhu terhadap enzim pengompleks pentanol percobaan 3 persamaan kuadrat polarimeter prinsip penentuan kadar protein prinsip polarisasi prinsip spektrofotometer prinsip spektroskopi IR prinsip viskometer oswald propanol proses penyamakan kulit protozoa adalah prsamaan nernst ptyalin adalah pupuk Za radius molekul reaksi I2 dengan vitamin C reaksi analisis vitamin C reaksi argentometri volhard reaksi hidrolisis larutan gula reaksi orde pertama reaksi pengendapan reaksi pengoksidasian minyak reaksi penyabunan reduksi oksidasi rumus molekul vitamin C sakarin senyawa kompleks sifat protein sifat-sifat enzim sifat-sifat kimia spektrofotometer UV-Vis Single beam spektrofotometer double beam spektrofotometeter UV-Vis Single beam spektroskopi IR spesifikasi spektrofotometer stoikiometri struktur minyak/lemak syarat gugus kromofor teh tembakau termodinamika tes biuret tetapan laju reaksi uji air liur uji enzim uji saiva viskometer oswald viskositas vitamin C