Praktikum Biokimia || Penetapan Amilase (Wohlgemuth) ||

Tujuan Percobaan
Dapat menentukan indeks diastase urine dengan metode Wohlgemuth.

Dasar Teori
Beberapa arutan 0,1% amilum yang sama banyaknya, masing-masing ditambah dengan larutan amylase yang tidak sama banyaknya dan dibiarkan setengah jam pada temperature 37 derajat C. jumlah amylase yang paling sedikit yang diperlukan untuk mengubah 2 mL larutan amilum terlarut menjadi erythrodextrine (ditentukan dengan percobaan iod) merupakan petunjuk tentang kadar amylase yang terdapat dalam zat yang sedang diselidiki. Pada percobaan ini ditentukan kadar amylase (diastase) dalam urine.
Jumlah urine yang paling sedikit yang dapat mencerna 2 m arutan amilum 10% pada suhu 37 derajat C daam waktu 30 menit disebut indeks diastase urine. Indeks diastase dari air seni norma berkisar antara 5-20. Pada beberapa penyakit pancreas, kerusakan fungsi sekresi ginjal, indeks diastasenya tinggi.

Alat
  1. Tabung reaksi
  2. Rak tabung reaksi
  3. Pipet 1 mL
  4. Pro pipet
  5. Beker gelas
  6. Pipet tetes
  7. Abu takar 10 mL
  8. Corong
  9. Pengaduk
  10. Kompor listrik

Bahan
  1. Urine
  2. Akuades
  3. Larutan amilum
  4. Larutan iod

Cara Kerja
Reagensia
Larutan amilum
Larutan 0,1% amilum terlarut yang mengandung 0,5% NaC yang baru. Sebaiknya dibuat larutan cadangan dari 2% amilum terlarut yang mengandung 10% NaCl yang dapat disimpan untuk beberapa minggu. Jika memerlukan reagen ini, maka arutan cadangan diencerkan.
Larutan iod encer

Langkah Kerja: semua pipet yang dipakai dalam percobaan ini ujung atasnya supaya ditutup dengan kapas untuk mencegah jangan sampai kena ludah. Beri tanda pada 10 tabung reaksi kering dan ditempatkan di rak. Tambahkan urine yang tidak sama banyaknya ke dalam 10 tabung tersebut menggunakan pipet 1 mL. kemudian tambahkan akuades tiap tabung berisi 10 mL. tambahkan larutan amilum.
Table kerja.
Campurlah dengan hati-hati.
Taruh dalam penangas air dengan suhu 37 derajat C seama 30 menit.
Dinginkan dalam air seama 5 menit untuk menghentikan reaksinya. Taruh daam rak.
Tambahkan setetes arutan iod pada masing-masing tabung, kocok, dan amati perubahan warnanya (dengan interval waktu tertentu). Jika waktu dikocok warnanya hilang, tambahkan lagi arutan iod 1-2 tetes pada masing-masing tabung. Harus dijaga jangan terlalu banyak penambahan iod.
Tabung yang berwarna merah (tidak biru atau ungu) mengandung cukup banyak enzim amylase untuk mencerna 2 mL larutan 1% amilum terlarut menjadi erythrodextrine. Apabila sebeum 30 menit telah terjadi warna merah (telah terbentuk erythrodextrine) maka urine harus diencerkan.

Indeks diastase = {volume urin pd tabung (warna merah)/factor pengenceran} x 100%

Pembahasan
Pemecahan makanan polisakarida pada manusia dimulai di dalam mulut, tempat alpha amylase air liur menghidroisis beberapa dari ikatan apha-1 sampai 4 glikosida. Sedikit pemecahan lebih jauh dari karbohidrat terjadi hingga makanan mencapai usus kecil. Disini amylase pancreas mengkatalisis reaksi hidrolisis polisakarida berikatan alpha-1 menjadi 4 terutama menjadi glukosa dan maltose. Apabila terjadi percabangan seperti pada amilopeptin atau glikogen maka dihasilkan pula isomaltosa suatu disakarida yang berikatan apha-1 menjadi 6. Selain disakarida yang ditimbulkan oleh reaksi alpha amylase, maka makanan disakarida lain meliputi laktosa dan sukrosa. Itulah kerja amilase yang dapat menghasilkan glukosa, maltosa, dan isomaltosa. Pada pratikum ini yang akan dibahas adalah kerja amilase di pancreas melalui uji urine dengan penetapan indeks diastasenya. Indeks diastase adalah jumlah urine yang paling sedikit yang dapat mencerna 2 mL larutan amilum 1% pada suhu 37 derajat C dalam waktu 30 menit. Suhu yang dipakai adalah 37 derajat C karena merupakan suhu umum enzim bekerja atau suhu optimum dari enzim.
Larutan o,1% amilum yang sama banyaknya masing-masing ditambah dengan larutan iod sebanyak 1 tetes saja dan dibiarkan 30 menit pada temperatur ruangan atau sampai terjadi ada perubahan warna. Jumlah iod yang paling sedikit diperlukan untuk mengubah 2 mL larutan amlium (berisi urine pula) terlarut menjadi erythrodextrine merupakan petunjuk tentang kadar amilase yang terdapat pada urine. Indeks diastase dari urine normal berkisar antara 5-20. Bila melebihi ambang tersebut maka terdapat penyakit pankreas atau kerusakan fungsi sekresi ginjal. Tetapi pada percobaan kali ini indeks diastasenya sebesar 20 jadi dapat dipastikan bahwa kerja pankreas masih  normal. Reaksi yang terjadi pada percobaan kali ini adalah:

Indeks diastasenya ditentukan dari perubahan warna yang terjadi pada tabung. Bila enzim amilase menghidrolisis semua amilum maka akan terbentuk warna bening. Bila membentuk warna merah atau ungu sebagian amilase terhidroisis oleh larutan iod. Bila berwarna bening enzim amilase masih banyak dan amium habis terhidrolisis sehingga tidak ada yang bereaksi dengan iod.   

Kesimpulan
indeks diastase urine dengan metode wohlgemuth adalah sebesar 20. jadi dapat disimpulkan bahwa air seni atau urine sampel normal, karena indeks diastasenya dari air seni normal berkisar antara 5-20. bila meebihi kisaran tersebut dapat diindikasikan terkena penyakit pankreas dan kerusakan fungsi sekresi ginjal. indeks diastase yang didapat pada praktikum ini adalah 20.

Daftar Pustaka
Lehninger, 1995, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Erlangga.
Winarno, 1992, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta: Gramedia.
Poedjadi, 1994, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: UI.

0 Response to "Praktikum Biokimia || Penetapan Amilase (Wohlgemuth) ||"

Post a Comment

Labels

kimia analisis mikribiologi laporan praktikum kromatografi kromatografi 1 Spektroskopi kimia anorganik Analisis Elektrokimia Elektrokimia kimia fisika Praktikum Biokimia analis kimia gas gugus kromofor kafein kimia prinsip spektrofotometer UV-Vis reaksi uji iodin Analisis Kuantitatif Terhadap Lemak/Minyak Baku Mutu Limbah Cair untuk Cr(VI) Cara Pembuatan Preparat Eritrodextrin GC Gc-ms Habitat Protozoa Hukum Avogadro Isolasi Jamur Isolasi Mikroba Karakteristik protozoa Ksp Materi Tes Biokimia Pemeriksaan Bakteri Khusus Penetapan Amilase (Wohlgemuth) Perbedaan single beam dan double beam Prinsip bilangan penyabunan Prinsip bilangan peroksida Reaksi kromium dengan difeni karbazid TLC Uji Katalase additive adsorbsi akuades alkaloid analisis Cr3+ dan Co2+ analisis KMnO4 analisis besi analisis dua komponen analisis enzim analisis kafein analisis karbohidrat analisis krom analisis protein asam askorbat asam askorbat adalah bentuk spektra panjang gelombang KMnO4 bola jatuh butanol cara kerja viskometer oswald cara membuat nata cyclic voltametry daerah uv-vis deret normal alkohol entalphi entalphi pembakaran deret normal alkohol enzim esel etanol faktor pengaruh uji enzim fungsi HNO3 fungsi gibbs fungsi konsentrasi fungsi penggunaan KBr fungsi pupuk za garam gliserol gugus fungsional asam salisilat hidrogen hidrolisis larutan gula hplc hukum Charles hukum Lambert-Beer hukum boyle hukum dalton hukum froundich indeks diastase urine interaksi radiasi isolasi nikotin isoterm adsorbsi kadar metilen blue kadar protein telur ayam kalor pembakaran karbondioksida kckt komponen minyak nilam kopi kromatografi 2 kromatografi gas laju reaksi metanol metode metode titrasi metode wohlgemuth minuman bersoda minyak kayu putih minyak nilam molar gas molekul nata de coco nata de soya nikotin oksigen panjang gelombang maksimum Cr3+ dan Co2+ panjang gelombang metilen blue panjang geombang vitamin C penentuan kadar vitamin C dengan titrasi pengaruh suhu terhadap enzim pengompleks pentanol percobaan 3 persamaan kuadrat polarimeter prinsip penentuan kadar protein prinsip polarisasi prinsip spektrofotometer prinsip spektroskopi IR prinsip viskometer oswald propanol proses penyamakan kulit protozoa adalah prsamaan nernst ptyalin adalah pupuk Za radius molekul reaksi I2 dengan vitamin C reaksi analisis vitamin C reaksi argentometri volhard reaksi hidrolisis larutan gula reaksi orde pertama reaksi pengendapan reaksi pengoksidasian minyak reaksi penyabunan reduksi oksidasi rumus molekul vitamin C sakarin senyawa kompleks sifat protein sifat-sifat enzim sifat-sifat kimia spektrofotometer UV-Vis Single beam spektrofotometer double beam spektrofotometeter UV-Vis Single beam spektroskopi IR spesifikasi spektrofotometer stoikiometri struktur minyak/lemak syarat gugus kromofor teh tembakau termodinamika tes biuret tetapan laju reaksi uji air liur uji enzim uji saiva viskometer oswald viskositas vitamin C