Tujuan:
Maksud dari percobaan ini adalah agar mengetahui cara penentua vitamin C dalam suatu sampel.
Maksud dari percobaan ini adalah agar mengetahui cara penentua vitamin C dalam suatu sampel.
Dasar Teori:
Viamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 18 dengan rumus molekul C6H8O6. Dalam bentuk Kristal tidak berwarna, titik cair 190-192 derajat C. bersifat larut dalam air sedikit larut dalam aseton atau alkohl yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam kloroform, eter dan benzene. Dengan logam membentuk garam. Sifat asam ditentukan oleh ionisasi gugus fenol pada atom C nomor tiga. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat oksidase, sinar, temperature yang tinggi. Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi vitamin C akan membentuk asam dihidroaskorbat.
Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodin. Hal ini berdasarkan pada sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Indicator yang dipakai adalah amilum. Akhir titrasi ditandai dengan terjadinya warna biru dari kompleks iod-amilum.
Alat:
Magnetic stirrer
Erlenmeyer
Buret
Gelas beker
Bahan:
Sampel vitamin C
Larutan KI 0,01 N
Larutan amilum 1%
Cara Kerja:
- Timbang sebanyak 200 gram bahan yang mengandung vitamin C, hancurkan dengan mortar dan dilanjutkan dengan magnetic strirer.
- Saring dengan kertas saring, ambil filtratnya.
- Ambil 5-25 mL dengan pipet, masukkan dalam Erlenmeyer, tambahkan dengan larutan amilum 1% kalau perlu tambahkan 20 mL akuades.
- Titrasi dengan larutan standar 0,01 N I2 dalam KI.
Pembahasan:
Vitamin C mempunyai peran penting terhadap tubuh manusia, apabila tubuh manusia kekurangan vitamin C maka akan timbul gejala penyakit seperti sariawan, nyeri otot, berat badan berkurang, lesu dan sebagainya. di dala tubuh vitamin C menjalankan fungsinya seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan sarnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol, menjadi asam empedu dan berperan penting dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C juga termasuk antioksidan dalam tubuh. Pada dasarnya vitamin C di dalam tubuh mampu berfungsi melindungi beberapa sel/molekul dalam tubuh seperti protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat selain itu vitamin C dapat menjaga kehamilan, mencegah dari diabetes.
Vitamin C (asam askorbat) yaitu suatu zat organis yang merupakan koenzim atau askorbat kofaktor pada berbagai reaksi biokimia tubuh. Asam askorbat mempunyai struktur monosakarida tetapi mengandung gugus enediol yang merupakan tempat pembuangan hydrogen untuk menghasilkan dehidro askorbat. Dehidro askorbat merupakan hasil oksidasi vitamin C oleh udara. Secara fisiologi baik vitamin C maupun dehidroaskorbat bersifat aktif dan ditemukan dalam cairan tubuh. Secara alami bentuk vitamin C isomer, bentuk D-isomer mempunyai aktifitas sekitar 10% dari aktifitas L-isomer. Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 dengan berat molekul 176,13. Vitamin C digunakan sebagai antioksidan untuk pembentukan kolagen, penyeraan zat besi, serta mebantu memelihara pembuluh kapiler, tulang dan gigi.
Dalam proses analitik, iodium digunakan sbagai pereaksi oksidasi (iodimetri). Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda penentuan atau penetapan kuantitatif, pada dasarnya penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodide. Iodimetri ialah titrasi redoks dengan I2 sebagai penitar. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium-iodida, sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium. Cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung disebut iodimetri, dimana digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalenya.
Vitamin C atau asam askorbat bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Akan tetapi vitamin C sukar larut dalam pelarut organic yang pada umumnya dapat melarutkan lemak. Titrasi iodimetri dilakukan dengan menggunakan larutan kanji sebagai indicator. Seperti yang sudah diketahui bahwa prinsip dari titrasi iodimetri adalah reuksi analit oleh I2 menjadi I-. iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Sehingga penerapannya tidak terlalu luas, salah satu penerapan titrasi dengan metoda iodimetri adalah pada penentuan bilangan iod vitamin C.
Praktikum analisa kuantitatif vitamin C dalam sampel dilakukan dengan menggunakan metoda titrasi iodimetri (titrasi langsung). Hal ini berdasarkan bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan larutan I2 0,01 N sebagai titran. Vitamin dalam contoh bersifat reduktor kuat dan akan dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion iodide. Indicator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru. Sampel yang dipergunakan saat praktikum adalah redokson. Dalam kemasan minuman disebutkan bahwa dalam minuman tersebut kaya akan vitamin C. reaksi yang terjadi pada saat percobaan adalah
Indicator kanji merupakan indicator yang sangat lazim digunakan, namun indicator kanji yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indicator yang tahan lama hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet yang biasa digunakan adalah merkurium (II) iodide, asam borat atau asam formiat. Kepekatan indicator juga berkurang dengan naikknya temperature dan oleh beberapa bahan organic seperti metil dan etil alcohol.
Penentuan titik akhir titrasi dapat terjadi karena terbentuk kompleks amilum I2 yang berwarna biru tua. Hal ini disebabkan karena dalam larutan kanji, terdapat unit-unit gluksa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan konfigurasi pada tiap unt glukosanya. Bentuk ini menyebabkan kanji dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya. Sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.
Analisis asam askorbat dapat dilakukan dengan metoa lain, contohnya analisis dengan cyclic voltametri (CV). Keuntungan dari metoda ini yaitu analisis langsung dilakukan oleh alat instrument sehingga lebih praktis dan kemungkinan kesalahan dan keteledoran dapat diminimalkan. Proses preparasi sampel juga lebih mudah tinggi melarutkannya saja dengan akuades dan dapat langsung dianalisis dengan CV. Tetapi dengan metode ini kita membutuhkan larutan standar untuk membandingkan dengan larutan sampel serta lebih membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk membeli atau menyewa alat ini.
Kesimpulan:
Penentua kadar vitamin C dalam suatu sampel dapat ditentukan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri adalah reduksi analit oleh I2 menjadi I-.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kadar vitamin C pada tablet redokson sebesar 28,6129%.
Penentua kadar vitamin C dalam suatu sampel dapat ditentukan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri adalah reduksi analit oleh I2 menjadi I-.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kadar vitamin C pada tablet redokson sebesar 28,6129%.
Daftar Pustaka:
Pratama, 2007, Aplikasi Lab View Sebagai Pengukur Kadar Vitamin C dalam Larutan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri, Jurnal, Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro.
Rohman, Abdul, 2007, Kimia Analisis Farmasi, Digi Art Yogya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
0 Response to "Praktikum Biokimia || Penentuan Kadar Vitamin C ||"
Post a Comment