Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara
yang menghasilkan tembakau. Tembakau merupakan salah satu bahan utama untuk
pembuatan rokok. Tembakau juga digunakan sebagai tanaman obat-obatan dan bahan
yang digunakan untuk menguatkan nafsu, hal ini ditunjukkan dengan kebiasaan
merokok masyarakat yang meningkat. Sampai saat ini tidak banyak manusia
yang menyadari bahwa tembakau tersebut mengandung nikotin. Dimana nikotin ini
sangat berbahaya bagi manusia karena dapat merugikan kesehatan dan dapat
menimbulkan penyakit, seperti paru-paru, jantung, pernapasan, impotensi,
gangguan kehamilan dan janin.
Tembakau merupakan jenis tanaman yang
sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. Tanaman ini tersebar di seluruh
Nusantara dan mempunyai kegunaan yang sangat banyak terutama untuk bahan baku
pembuatan rokok. Tembakau juga merupakan komoditas yang mempunyai peranan penting
dalam perekonomian nasional, sebagai bahan baku rokok kretek, yang merupakan
sumber pendapatan nasional (devisa, cukai, pajak), sumber pendapatan petani,
dan penyedia lapangan pekerjaan. Setiap tahun cukai rokok mencapai sekitar 27
trilyun dan devisa sebesr USS 235 juta. (Institut Pertanian Bogor, 2006).
Tanaman tembakau berwarna hijau, berbulu
halus, batang, dan daun diliputi oleh zat perekat. Pohonnya berbatang tegak
dengan ketinggian rata–rata mencapai 250cm, akan tetapi kadang–kadang dapat
mencapai tinggi sampai 4 m apabila syarat– syarat tumbuh baik. Umur
tanaman ini rata–rata kurang dari 1 tahun. Daun mahkota bunganya memiliki
warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang,
daunnya berbentuk lonjong pada ujung runcing, dan kedudukan daun pada batang
tegak (Abdullah, 1982).
Tembakau hanya bermanfaat sebagai
penikmat belaka yang tidak bermanfaat bagi kesehatan sehingga perlu
untuk mengeksploitasi lagi manfaat yang lain, misalnya sebagai racun bagi
serangga. Di dalam daun tembakau ada beberapa macam
alkaloid yang dapat memberikan rasa nikmat pemakainya yaitu nikotin, nikotirin,
dan myosmin (Cahyono, 1998).
Di dalam tembakau kering terdapat
nikotin dengan kadar rata-rata 2% - 8%. Hal ini tergantung dari spesies dan
cara pengolahan dari tembakau itu sendiri. Nikotin dapat diperoleh dari daun
tembakau dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarutnya. Nikotin dapat
larut dalam pelarut organik, dimana kadar nikotin yang diperoleh dari ekstraksi
dapat dipengaruhi oleh larutan pengekstraksi.
Rumusan Masalah
Bagaimana cara memahami
isolasi nikotin dari tembakau dan identifikasinya dengan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) ?
Tujuan
Dapat memahami isolasi
nikotin dari tembakau dan identifikasinya dengan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT).
Landasan Teori
Tembakau
Tembakau adalah tanaman musiman yang
tergolong dalam tanaman perkebunan. Pemanfaatan tanaman tembakau terutama
pada daunnya yaitu untuk pembuatan rokok. Tanaman tembakau
diklasifikasikan sebagai berikut :
- Famili : Solanaceae
- Sub Famili : Nicotianae
- Genus : Nicotianae
- Spesies : Nicotiana tabacum
- Dan Nicotiana rustica (Cahyono, 1998).
Dalam spesies Nicotiana tabacum terdapat varietas yang amat banyak jumlahnya, dan untuk tiap daerah terdapat perbedaan jumlah kadar nikotin, bentuk daun, dan jumlah daun yang dihasilkan. Proporsi kadar nikotin banyak bergantungkepada varietas, tanah tempat tumbuh tanaman, dan kultur teknis serta proses pengolahan daunnya (Abdullah, 1982).
Berdasarkan penggunaannya, tanaman tembakau spesies Nicotiana tabacum dibedakan menjadi 5 jenis yaitu:
- Jenis tembakau cerutu
- Jenis tembakau sigaret
- Jenis tembakau pipa
- Jenis tembakau asepan
- Jenis tembakau asli. (Cahyono, 1998).
- Biasanya merupakan kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik. Beberapa alkaloid berwujud cair dan larut dalam air. Ada juga alkaloid yang berwarna, misalnya berberin (kuning).
- Bersifat basa (pahit, racun).
- Mempunyai efek fisiologis serta aktif optis.
- Dapat membentuk endapan dengan larutan asam fosfowolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat, dan kalium merkuri iodida (Tobing,1989).
Klasifikasi alkaloid yang lain adalah (1) alkaloid heterosiklik, (2) alkaloid dengan nitrogen eksosiklik dan amina alifatis, (3) alkaloid putreskin,spermidin, dan sperin, (4) alkaloid peptida, serta (5) alkaloid terpen dan steroidal (Sudarmin, 1999).
Alkaloid diekstrak dari tumbuhan yaitu daun, bunga, buah, kulit, dan akar yang dikeringkan lalu dihaluskan. Cara ekstraksi alkaloid secara umum adalah sebagai berikut :
- Alkaloid diekstrak dengan pelarut tertentu, misalnya dengan etanol,kemudian diuapkan.
- Ekstrak yang diperoleh diberi asam anorganik untuk menghasilkan garam amonium kuartener kemudian diekstrak kembali.
- Garam amonium kuartener yang diperoleh direaksikan dengan natrium karbonat sehingga menghasilkan alkaloid–alkaloid yang bebas kemudian diekstraksi dengan pelarut tertentu seperti eter dan kloroform.
- Campuran – campuran alkaloid yang diperoleh akhirnya dipisahkan melalui berbagai cara, misalnya metode kromatografi (Tobing, 1989).
Nikotin
Nikotin adalah suatu alkaloid dengan
nama kimia 3-(1-metil-2-pirolidil) piridin. Saat diekstraksi dari daun
tembakau, nikotin tak berwarna, tetapi segera menjadi coklat ketika bersentuhan
dengan udara. Nikotin dapat menguap dan dapat dimurnikan dengan cara
penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Rumus struktur nikotin adalah
sebagai berikut :
Nikotin adalah bahan alkaloid toksik
yang merupakan senyawa amin tersier, bersifat basa lemah dengan pH 8,0. Pada pH
tersebut, sebanyak 31% nikotin berbentuk bukan ion dan dapat melewati membran
sel. Pada pH ini nikotin berada dalam bentuk ion dan tidak dapat melewati
membran secara cepat sehingga di mukosa pipi hanya terjadi sedikit absorpsi
nikotin dari asap rokok.
Nikotin adalah zat alkaloid yang ada
secara natural di tanaman tembakau. Nikotin juga didapati pada
tanaman-tanaman lain dari famili biologis Solanaceae seperti tomat, kentang,
terung dan merica hijau pada level yang sangat kecil dibanding pada tembakau.
Zat alkaloid telah diketahui memiliki sifat farmakologi, seperti efek stimulan
dari kafein yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
Menurut Cahyono (1998) beberapa
pendapat menyebutkan kandungan nikotin pada tembakau sekitar 0,3-5%. Penulis
lain menyebutkan kadar nikotin pada tembakau Nikotiana tabaccum sekitar 2-5%
dan pada tembakau Nicoiana rustica 5-14% (Baehaki, 1993). Sedangkan The Merck
Index,1983 menyebutkan bahwa kandungan nikotin dalam daun kering Nicotiana
tabaccum dan Nicotiana ristica sebesar 2-8%. Umumnya didalam tembakau, nikotin
berkombinasi dengan asam sitrat dan asam malat membentuk nikoin sitrat dan
nikotin malat.
Menurut Sakdiyah (2007), kandungan
nikotin tembakau bervariasi tergantung pada jenis bagian tanaman tersebut.
Kadar nikotin tertinggi terdapat pada daun, akar kemudian batang. Kadar nikotin
daging daun lebih tinggi daripada tulang daun dan kandungan dalam daging daun
meningkat kearah tepi daun, sedangkan pada tulang daun meningkat ke arah pucuk
daun.
Alat
- Beker gelas 50 mL
- Erlenmeyer 250 mL
- Neraca Analitik
- Spatula
- Gelas Arloji
- Kompor Listrik
- Pipet Tetes
- Sentrifuge
- Corong Gelas
- Daun Tembakau Kering
- Larutan Asam Asetat 10% dalam etanol
- Amonium Hidroksida pekat
- Amonium Hidroksida 1%
- Etanol
- Kloroform
- Plat KLT
- Metanol
Pembahasan
Praktikum ini dinyatakan gagal. Hal ini
dapat terjadi karena pada saat proses isolasi nikotin menggunakan air, seharusnya
menggunakan larutan asam asetat 10 % dalam etanol yang direndam semalam, karena
sebagian besar nikotin larut dalam pelarut organik .
Nikotin bersifat alkalis (basa) karena
memiliki pasangan elektron bebas dari N oleh karena itu ia dapat bereaksi
dengan asam untuk mengikat H+. Sebab itulah nikotin tidak dapat
terekstrak karena pelarut yang digunakan untuk perendaman adalah air. Hal
tersebut diketahui setelah dilakukan proses sentrifugasi dengan kecepatan 4000
rpm selama 26 menit tidak membentuk 2 lapisan. Seharusnya terbentuk 2 lapisan,
lapisan bawah berupa endapan yang merupakan nikotin. Percobaan ini tidak
dilanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu dengan KLT karena nikotin yang ada
dalam tembakau tidak terisolasi yang ditandai dengan tidak terbentuknya endapan
setelah diuji dengan NH4OH pekat.
Menurut Kusumawardhani (2012), isolasi
nikotin dapat dilakukan dengan air tetapi dengan direndam air panas (600C)
selama 24 jam dengan perbandingan bahan : air adalah 1:10, 1:15, 1:20.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa identifikasi nikotin dari daun tembakau dengan KLT tidak
dapat dilakukan. Hal ini karena kesalahan pada saat melakukan isolasi nikotin.
Pelarut yang digunakan untuk isolasi nikotin tidak sesuai seharusnya
menggunakan larutan asam.
Daftar Pustaka
Institut Pertanian Bogor, 2006, I. Pendahuluan [Internet], Tersedia dalamhttp://repository.ipb.ac.id/bitsteam/handle/123456789/40697/Bab%201%20%202006mhs.pdf?sequence=2, [Diunduh 20 Desember 2013].
Kusumawardhani, A.L., dkk., 2012, Pemanfaatan Limbah Padat Industri Rokok untuk Pestisida Nabati, Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol. 2, No. 1, diakses pada tanggal 1 Januari pada pukul 19.31.
Ratnasari, D.K,dkk., 2011, Konversi Nikotin Pada Daun Tembakau Menjadi Asam Nikotinat (Provitamin B) Sebagai Pilihan Produk industri Hilir Berbahan Baku Tembakau, Jurnal Diakses 20 Desember 2013.
Sakdiyah, H., 2007, Isolasi Nikotin dari Daun Tembakau dan Pengaruh Isolat Kasar sebagai Insektisida Alami Terhadap Ulat Grayak (Spodoptera Litura), Skripsi, Universitas Negeri Malang.
The Merck Index, 1983, editor Marta Windholz, An Encyclopedia of Chemicals, Drugs and Biologicals Raahway, N.J., Merck and Co. Inc. USA.
0 Response to "Praktikum Bahan Alam || Isolasi Nikotin Dari Daun Tembakau ||"
Post a Comment