Laporan Praktikum Kimia Anorganik || Stoikiometri Reaksi Pengendapan ||

Tujuan

  1. Mampu memahami stoikiometri reaksi pengendapan CuSO4 dengan KOH.
  2. Mampu menentukan besarnya rendemen hasil.
Dasar Teori
Stroikiometri reaksi kimia merupakan aspek kuantitatif dari perubahan kimia. Stroikiometri berhubungan dengan kuantitas relative antara reaktan dan produk menjadi metodologi dasar kimia. Semua hukum fundamental kimia dari hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap sampai hukum reaksi gas semua didasarkan pada stoikiometri. Hukum-hukum fundamental ini merupakan dasar teori atom dan secara konsisten dijelaskan dengan teori atom.
Dalam percobaan ini akan dipelajari stoikiometri reaksi antara CuSO4 dan KOH membentuk endapan Cu(OH)2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

CuSO4 + 2KOH Cu(OH)2 + K2SO4
Pada persamaan ini, 1 mol CuSO4 bereaksi dengan 2 mol KOH menghasilkan 1 mol endapan Cu(OH)2 dan 1 mol K2SO4.
Stoikiometri dapat digunakan untuk menghitung kuantitas produk (misalnya masa, mol atau volume) yang dihasilkan dari sejumlah reaktan tertentu. Istilah rasio stoikiometri merujuk pada rasio reagen dimana akan menghasilkan reaksi yang sempurna artinya seluruh reagen habis bereaksi menghasilkan produk sehingga tidak ada reagen yang tersisa. Jika campuran reagen bersifat non stoikiometri maka hanya reagen pembatas saja yang habis bereaksi.

Alat

  1. Kertas saring
  2. Statip
  3. Ring
  4. Corong gelas
  5. Gelas beker
  6. Desikator
  7. Pengaduk kaca
  8. Kaca arloji
  9. Pipet ukur
Bahan

  1. KOH
  2. CuSO4 0,75 M
  3. Akuades
Cara Kerja

  1. Timbang kertas saring yang akan digunakan.
  2. Seting alat penyaringan yang terdiri dari statip, ring, corong dan gelas beker.
  3. Pasang kertas saring pada corong gelas dan basahi dengan akuades sehingga dapat menempel dengan kuat.
  4. Timbang KOH sebanyak 1,44 gram dan larutkan dengan akuades sebanyak 20 mL dalam gelas beker.
  5. Tambahkan 20 mL CuSO4 0,75 M. Amati perubahan yang terjadi.
  6. Saring campuran dengan cara mendekantir pada alat penyaring yang telah disetting.
  7. Ambil kertas saring dan tempatkan dalam kaca arloji.
  8. Biarkan dalam desikator sampai endapan kering.
  9. Setelah kering timbang kertas saring tanpa kaca arloji. Catat beratnya.
Pembahasan
Stoikiometri digunakan untuk menghitung kuantitas produk yang dihasilkan dari sejumlah reaktan tertentu. Istilah rasio stoikiometri merujuk pada rasio reagen dimana akan menghasilkan reaksi yang sempurna, artinya seluruh reagen habis bereaksi menghasilkan produk sehingga tidak akan ada reagen yang tersisa. Jika campuran reagen bersifat non stoikiometris maka hanya reagen pembatas saja yang habis bereaksi.
Dalam percobaan ii dilakukan dengan dua cara perlakuan. Perlakuan pertama dilakukan dengan cara hasil penyaringan dioven kemudian setelah itu didesikator. Percobaan ini dilakukan dengan cara mereaksikan antara CuSO4 dan KOH dengan membentuk endapan Cu(OH)2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

CuSO4 + 2KOH Cu(OH)2 + K2SO4
CuSO4 yang ditambahkan sebanyak 20 mL dan KOH yang dipakai sebanyak 1,44 gram. Kemudian dilakukan penyaringan. Hasil penyaringan berwarna biru muda tadi dioven lalu dimasukkan dalam desikator untuk menstabilkan suhu agar suhu hasil pengovenan sama dengan suhu ruangan dan berfungsi juga untuk menguapkan uap airnya.
Perlakuan pertama ini diharapkan akan terbentuk endapan yang berwarna biru sebagai endapan tembaga (II) hidroksida. Namun kenyataannya endapan tersebut tidak dapat terbentuk maka kesalahan dapat terjadi karena kekurang cermatan praktikan dalam melaksanakan praktikum. Setelah endapan dipanaskan atau dioven maka menghasilkan warna endapan yang berwarna hitam, ini dikarenakan perubahan reaksi yang seharusnya membentuk Cu(OH)2 yang berwarna biru tetapi membentuk CuO yang berwarna hitam karena proses pemanasan Cu(OH)2 atau mengalami dehidrasi sehingga membentuk reaksi

Cu(OH)2     → CuO↓ + H2O
Pada perlakuan pertama ini yang menjadi reaksi pembatasanya adalah KOH karena perbandingan mol/koefisien CuSO4 > KOH (yang habis bereaksi). Perlakuan kedua dilakukan dengan cara penyaringan langsung didesikator dan reaksinya adalah sebagai berikut:

CuSO4 + 2KOH → Cu(OH)2 + K2SO4
CuSO4 yang ditambahkan sebanyak 10 mL dan KOH yang dipakai sebanyak 1,45 gram. Kemudian dilakukan penyaringan. Dari hasil penyaringan berwarna bru tua dan filtratnya jernih. Endapan yang berwarna biru tua tadi langsung dimasukkan dalam desikator untuk diuapkan uap airnya sehingga hasil yang didapat kering.
Perlakuan kedua endapan yang sudah didesikator berwarna hitam kebiruan, bagian tepinya berwarna hijau kebiruan. Warna hitam pada endapan ini mungkin karena disebabkan oleh komposisi/penambahan CuSO4 yang terlalu sedikit yaitu 10 mL jadi reaksi kurang sempurna, tetapi endapan yang terbentuk tetap Cu(OH)2. Pada perlakuan dua ini yang berperan sebagai pembatas adalah CuSO4.
Sifat-sifat KOH yang digunakan dalam praktikum ini adalah bersifat higroskopis yang menyebabkan KOH tidak stabil sehingga konsentrasi larutannya mudah berubah. KOH berbentuk pelet atau kadang serbuk tipis. Untuk itu penimbangan KOH harus menggunakan botol timbang atau gelas beker, tidak diperkenankan meggunakan gelas arloji karena permukaannya yang terlalu luas sehingga mempermudah KOH untuk menyerap air. Hal ini akan menyebabkan ketidak murnian KOH karena mengandung uap air. Reaksi antara CuSO4 dengan KOH ini menghasilkan endapan Cu(OH)2 yang bersifat stabil namun higroskopis dan berbentuk bubuk serta berwarna biru dan harus disimpan dalam kondisi kering.

Kesimpulan
Percobaan stoikiometri reaksi pengendapan CuSO4 dengan KOH menghasilkan reaksi sebagai berikut:

Metode percobaan dilakukan dengan dua perlakuan. Perlakuan pertama dilakukan dengan cara hasil endapan yang berwarna biru muda dioven terlebih dahulu hingga kering kemudian didesikator untuk menstabilkan suhunya sesuai suhu ruangan dan menghasilkan rendemen sebanyak 139,8596% serta persen kesalahan sebesar -39,8596%.
Perlakuan kedua dilakukan dengan cara hasil endapan yang berwarna biru tua langsung didesikator untuk diuapkan uap airnya dan meghasilkan rendemen sebanyak 348,9915% serta persen kesalahan sebesar -248,9915%.

Daftar Pustaka
Vogel.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan semimikro. Jakarta:PT. Kalman Media Pusaka.
Rohyami, Yuli. 2010. Modul Teknik Laboratorium. Yogayakarta: UII.
Istiningrum, Reni Banowati. 2011. Panduan Praktiku Kimia Anorganik 1. Yogayakarta: UII.

0 Response to "Laporan Praktikum Kimia Anorganik || Stoikiometri Reaksi Pengendapan ||"

Post a Comment

Labels

kimia analisis mikribiologi laporan praktikum kromatografi kromatografi 1 Spektroskopi kimia anorganik Analisis Elektrokimia Elektrokimia kimia fisika Praktikum Biokimia analis kimia gas gugus kromofor kafein kimia prinsip spektrofotometer UV-Vis reaksi uji iodin Analisis Kuantitatif Terhadap Lemak/Minyak Baku Mutu Limbah Cair untuk Cr(VI) Cara Pembuatan Preparat Eritrodextrin GC Gc-ms Habitat Protozoa Hukum Avogadro Isolasi Jamur Isolasi Mikroba Karakteristik protozoa Ksp Materi Tes Biokimia Pemeriksaan Bakteri Khusus Penetapan Amilase (Wohlgemuth) Perbedaan single beam dan double beam Prinsip bilangan penyabunan Prinsip bilangan peroksida Reaksi kromium dengan difeni karbazid TLC Uji Katalase additive adsorbsi akuades alkaloid analisis Cr3+ dan Co2+ analisis KMnO4 analisis besi analisis dua komponen analisis enzim analisis kafein analisis karbohidrat analisis krom analisis protein asam askorbat asam askorbat adalah bentuk spektra panjang gelombang KMnO4 bola jatuh butanol cara kerja viskometer oswald cara membuat nata cyclic voltametry daerah uv-vis deret normal alkohol entalphi entalphi pembakaran deret normal alkohol enzim esel etanol faktor pengaruh uji enzim fungsi HNO3 fungsi gibbs fungsi konsentrasi fungsi penggunaan KBr fungsi pupuk za garam gliserol gugus fungsional asam salisilat hidrogen hidrolisis larutan gula hplc hukum Charles hukum Lambert-Beer hukum boyle hukum dalton hukum froundich indeks diastase urine interaksi radiasi isolasi nikotin isoterm adsorbsi kadar metilen blue kadar protein telur ayam kalor pembakaran karbondioksida kckt komponen minyak nilam kopi kromatografi 2 kromatografi gas laju reaksi metanol metode metode titrasi metode wohlgemuth minuman bersoda minyak kayu putih minyak nilam molar gas molekul nata de coco nata de soya nikotin oksigen panjang gelombang maksimum Cr3+ dan Co2+ panjang gelombang metilen blue panjang geombang vitamin C penentuan kadar vitamin C dengan titrasi pengaruh suhu terhadap enzim pengompleks pentanol percobaan 3 persamaan kuadrat polarimeter prinsip penentuan kadar protein prinsip polarisasi prinsip spektrofotometer prinsip spektroskopi IR prinsip viskometer oswald propanol proses penyamakan kulit protozoa adalah prsamaan nernst ptyalin adalah pupuk Za radius molekul reaksi I2 dengan vitamin C reaksi analisis vitamin C reaksi argentometri volhard reaksi hidrolisis larutan gula reaksi orde pertama reaksi pengendapan reaksi pengoksidasian minyak reaksi penyabunan reduksi oksidasi rumus molekul vitamin C sakarin senyawa kompleks sifat protein sifat-sifat enzim sifat-sifat kimia spektrofotometer UV-Vis Single beam spektrofotometer double beam spektrofotometeter UV-Vis Single beam spektroskopi IR spesifikasi spektrofotometer stoikiometri struktur minyak/lemak syarat gugus kromofor teh tembakau termodinamika tes biuret tetapan laju reaksi uji air liur uji enzim uji saiva viskometer oswald viskositas vitamin C