kimia kromatografi 1 Percobaan 5 ||Analisis parasetamol dengan TLC-Scanner||

Tujuan
Mampu mengetahui teknik analisis dengan KLT-Scanner.
Mampu melakukan analisis kuantitatif kadar parasetamol dengan KLT-Scanner.

Dasar Teori
Pelacak kuantititatif terkenal dengan nama densitometer, alat ini dilengkapi dengan spektrofotometer yang panjang gelombangna dapat diatur dari 200 sampai 700 nm. Alat tersebut juga dinamakan TLC-Scanner. Teknik penggunaannya didasarkan pada pengukuran sinar yang diserap dan diteruskan, diserap dan dipantulkan atau yang dipendarkan. Sinar yang diteruskan akan mengalami hambatan oleh pendukung lempeng keseragaman fase diamnya.

Alat
Plat KLT
Penotol (mikropipet)
Gelas beker/chamber
Scanner
Pipet ukur
Bahan
Sampel yang mengandung parasetamol
Parasetamol standar
Methanol
Etil asetat
Etanol

Langkah kerja
Persiapan sampel
  1. Ditimbang sampel sebanyak 0,25 gram dan dilarutkan dengan 10 mL etanol.
  2. Kocok hingga homogeny dan dibiarkan selama 15-30 menit.
Persiapan larutan standar parasetamol
  1. Dibuat larutan standar parasetamol dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%.
Pengembangan dengan KLT
  1. Disiapkan fasa gerak (eluen) yang dibuat dari campuran methanol dan etil asetat dengan perbandingan 3:1.
  2. Eluen dimasukkan ke dalam chamber (gelas beker).
  3. Jenuhkan dengan menggunakan kertas saring.
  4. Totolkan sampel dan standar.
  5. Analisis dengan TLC-Scanner.

Pengamataan
Sampel                 start Rf (x)           area (y)
1                              0,5                          7689,0
2                              0,48                        10033,1
3                              0,49                        10514,8
4                              0,47                        12495,5
Luas area sampel = 10377,4

Analisis data
X             y
0,5          7689,0
0,48        10033,1
0,49        10514,8
0,47        12495,5
Luas area sampel = 10377,4

Dibuat grafik dan didapat persamaan
Y = -139378x + 77781
R2 = 0,8302

Kadar parasetamol
Y = -139378x + 77781
10377,4 = -139378x + 77781
10377,4 – 77781 = -139378x
-67403,6 = -139378 x
X = 0,4836              

Kadar parasetamol 0,4836%

Pembahasan
Parasetamol  atau asetaminofen adalah turunana para-aminophenol yang memiliki khasiat sebagai analgesic, antipiretik dan akivitas antiradang yang lemah. Parasetamol merupakan analgesic non opioid sering dicoba [ertama kali untuk pengobatan gejala berbagai tipe sakit kepala termasuk migren dan sakit kepala tipe tensi.
Percobaan kali ini bertujuan untuk memahami metode penetapan kadar zat aktif pada sediaan parasetamol secara kuantitatif dengan KLT-Spektrofotometer. Kromatografi lapis tipis merupakan suatu metode pemisahan campuran analit dengan mengelusinya melalui fasa diam yang datar pada plat penyangga. Suatu campuran zat dapat dipisahkan dengan teknik KLT berdasarkan perbedaan afinitas masing-masing komponen terhadap fase gerak dan fase diamnya. Komponen yang telah terpisah besar serapannya dapat ditentukan dari perbandingan antara serapan sampel dan bakunya. Instrumentasi pada TLC scanner terdiri dari sumber cahaya, alat seleksi lamdha, system kondensor dan focus, system optic, detector fotosinsitisasi, mekanisme menggerakkan lempeng ke bawah berkas cahaya terfokus.
Dalam percobaan ini fase diam yang digunakan adalah silica gel berukuran 7 x 10 cm. sedangkan fase geraknya berupa methanol dan etil asetat dengan perbandingan 3 : 1. Methanol merupakan senyawa semipolar karena memiliki gugus –OH yang bersifat polar dan gugus –CH3 yang bersifat non polar. Oleh sebab itu methanol digunakan sebagai fase gerak untuk pemisahan senyawa yang menggunakan silica gel yang bersifat polar sebagai fase diam. Selain itu pula sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah parasetamol yyyang dilarutkan dalam etanol. Penggunaan pelarut etanol yang bersifat semi polar diharapkan agar proses pengelusian tidak berlangsung cepat ataupun tidak berlangsung lambat. Proses pengelusian yang terlalu cepat ataupun lambat juga tidak baik untuk hasil pemisahan nantinya.
Sebelum dilakukan pengembangan kromatografi dilakukan penjenuhan eluen terlebih dahulu dalam chamber. Penjenuhan eluen berfungsi untuk meratakan tekanan uap eluen dalam chamber sehingga pengelusian dapat serapan kecepatannya dan untuk mengotimalkan proses pengembangan fase gerak. Penjenuhan chamber dilakukan dengan menambahkan pada fasa gerak methanol dan etil asetat yyang ada dalam chamber dengan cara meletakkan kertas saring pada chamber. Penambahan kertas saring berfungsi agar penguapan yyang terjadi dalam chamber merata sehingga udara di dalam schamber tetap jenuh dakan pelarut. Selama proses penjenuhan chamber harus ditutup dengan rapat kemudian dididamkan beberapa lama dan dijaga agar tidak mengalami pergeseran untuk mencegah terjadinya ketidakjenuhan pelarut. Kondisis jenuh dalam chamber dengan uap pelarut mencegah penguapan pelarut. Waktu penjenuhan chamber harus diperhatikan agar chamber tidak lewat jenuh ang dapat memperlambat proses elusi dan menghasilkan pemisahan yang kurang baik. Setelah itu dilakuakan penototlan sampel pada plat KLT dengan penotolan linomat dengan jarak 1 cm tiap penotolan. Sampel yang ditotolkan harus memiliki ukuran berccak sekecil dan sesempit mungkin karena jika sampel yang digunakan terlalu banyak akan menurunkan resolusi. Selain itu penotolan sampel yang tidak tepat akan menyebabkan bercak yang menyebar ke puncak ganda. Pelebaran bercak dapat mengganggu proses scanning dengan camag TLC scanner 3 karena memungkinkan terjadinya himpitan puncak. Apabila konsentrasi senyawa pada plat sangat tinggi maka ketika scanning sinar ang mengenai sampel akan diserap oleh bagian lain sampel pada jarak yang lebih ajuh sehingga fluororesensi sampel yang berkonsentrasi tinggi tidak seragam dan tidak proporsional dengan konsentrasi senyawa. Setelah dilakukan penotolan sampel plat yang telah ditotolkan lalu dielusikan pada chamber yang telah dijenuhkan. Volume fase gerak dibuat sedikit mungkin namun dapat mengelusi lempeng sampai pada batas jarak pengembanagan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi selama proses elusi/pengembangan.
Setelah proses pengelusian plat selesai. Plat dikeringkan dengan hairdryer. Penegeringan bertujuan untuk menguapkan sisa pelarut yang masih terdapat pada plat KLT sehingga tidak mengganggu proses scanning.  Spektrodensitometer atau camag TLC scanner merupakan suatu instrument yang dapat mengukur intensitas radiasi yang direfleksikan dari permukaan lempeng ketika disinari dengan lampu uv atau lampu sinar tampak. Solute-solut yang menyerap sinar akan dicatat sebagai puncak dan pencatat.
Dengan spektrofotodensitometer diperoleh konsentrasi zat aktif dari sampel parasetamol berdasarkan sifat absorbs yang dimiliki oleh parasetamol.parasetamol mampu berabsorbsi karena parasetamol terdiri dari inti cincin benzene, satu grup hidroksil, dan atom nitrogen dari grup amida pada posisi para. Hal ini menyebabkan konjugasi yang luas pada gugus-gugus yang terdapat pada parasetamol.
Dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil yang berbeda antara panjang gelombang maksimum pada percobaan dan literature. Pada literature menyebutkan bahwa dalam larutan asam encer parasetamol menunjukkan absorbs maksimum pada panjang gelombang 245 nm. Sedangkan pada parktikum diperoleh panjang gelombang maksimum parasetamol adalah 425 nm yag terlihat pada spectrum. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena perbedaan kondisis larutan parasetamol ang digunakan pada praktikum dan saat penetapan panjang gelombang maksimum pada literature. Setelah diperoleh kurva baku dari kurva baku yang dihasilkan selanjutnya dibandingkan dengan membaca absorbansi parasetamol pada berbagai konsentrasi. Setelah itu kurva absorbansi dicari persamaan garisnya dengan menggunakan regresi linear. Dari hasil perhitungan didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
Y= -139378x + 77781
Dimana y adalah nilai luas area dan x adalah konsentrasi parasetamol. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar parasetamol yaitu 0,4836%.

Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa KLT-scanner merupakan suatu instrument yang dapat mengukur intensitas radiasi yang direfleksikan dari permukaan lempeng ketika disinari dengan lampu uv.
Kadar sampel parasetamol yang ditentukan dengan metode KLT-Scanner sebesar 0,4836%.
Daftar pustaka



0 Response to "kimia kromatografi 1 Percobaan 5 ||Analisis parasetamol dengan TLC-Scanner||"

Post a Comment

Labels

kimia analisis mikribiologi laporan praktikum kromatografi kromatografi 1 Spektroskopi kimia anorganik Analisis Elektrokimia Elektrokimia kimia fisika Praktikum Biokimia analis kimia gas gugus kromofor kafein kimia prinsip spektrofotometer UV-Vis reaksi uji iodin Analisis Kuantitatif Terhadap Lemak/Minyak Baku Mutu Limbah Cair untuk Cr(VI) Cara Pembuatan Preparat Eritrodextrin GC Gc-ms Habitat Protozoa Hukum Avogadro Isolasi Jamur Isolasi Mikroba Karakteristik protozoa Ksp Materi Tes Biokimia Pemeriksaan Bakteri Khusus Penetapan Amilase (Wohlgemuth) Perbedaan single beam dan double beam Prinsip bilangan penyabunan Prinsip bilangan peroksida Reaksi kromium dengan difeni karbazid TLC Uji Katalase additive adsorbsi akuades alkaloid analisis Cr3+ dan Co2+ analisis KMnO4 analisis besi analisis dua komponen analisis enzim analisis kafein analisis karbohidrat analisis krom analisis protein asam askorbat asam askorbat adalah bentuk spektra panjang gelombang KMnO4 bola jatuh butanol cara kerja viskometer oswald cara membuat nata cyclic voltametry daerah uv-vis deret normal alkohol entalphi entalphi pembakaran deret normal alkohol enzim esel etanol faktor pengaruh uji enzim fungsi HNO3 fungsi gibbs fungsi konsentrasi fungsi penggunaan KBr fungsi pupuk za garam gliserol gugus fungsional asam salisilat hidrogen hidrolisis larutan gula hplc hukum Charles hukum Lambert-Beer hukum boyle hukum dalton hukum froundich indeks diastase urine interaksi radiasi isolasi nikotin isoterm adsorbsi kadar metilen blue kadar protein telur ayam kalor pembakaran karbondioksida kckt komponen minyak nilam kopi kromatografi 2 kromatografi gas laju reaksi metanol metode metode titrasi metode wohlgemuth minuman bersoda minyak kayu putih minyak nilam molar gas molekul nata de coco nata de soya nikotin oksigen panjang gelombang maksimum Cr3+ dan Co2+ panjang gelombang metilen blue panjang geombang vitamin C penentuan kadar vitamin C dengan titrasi pengaruh suhu terhadap enzim pengompleks pentanol percobaan 3 persamaan kuadrat polarimeter prinsip penentuan kadar protein prinsip polarisasi prinsip spektrofotometer prinsip spektroskopi IR prinsip viskometer oswald propanol proses penyamakan kulit protozoa adalah prsamaan nernst ptyalin adalah pupuk Za radius molekul reaksi I2 dengan vitamin C reaksi analisis vitamin C reaksi argentometri volhard reaksi hidrolisis larutan gula reaksi orde pertama reaksi pengendapan reaksi pengoksidasian minyak reaksi penyabunan reduksi oksidasi rumus molekul vitamin C sakarin senyawa kompleks sifat protein sifat-sifat enzim sifat-sifat kimia spektrofotometer UV-Vis Single beam spektrofotometer double beam spektrofotometeter UV-Vis Single beam spektroskopi IR spesifikasi spektrofotometer stoikiometri struktur minyak/lemak syarat gugus kromofor teh tembakau termodinamika tes biuret tetapan laju reaksi uji air liur uji enzim uji saiva viskometer oswald viskositas vitamin C