Tujuan
Mengetahui
prinsip kerja analisis dengan HPLC.
Menentukan
komponen senyawa pada obat.
Dasar Teori
parasetamol atau disebut juga
acetamidophenol, acetaminophenol, acetilaminophenol, dan hidroksiasetanilida
merupakan nama dagang dari N-(4-hidroksifenil) asetamida. Parasetamol
mengandung tidak kurang dari 98,0% C8H9NO2 dan tidak lebih dari 101,0% dari
N-(4-hydroxyphenyl) acetamide yang dihitung berdasarkan senyawa yang dikeringkan.
Parasetamol berbentuk serbuk
hablur, berwarna putih, rasa sedikit pahit dan tidak berbau. Titik leburnya 169
derajat C hingga 172 derajat C. parasetamol dapat larut dalam 70 bagian air, 20
bagian air mendidih, 13 bagian aseton, 7 bagian etanol, 40 bagian gliserol, 50
bagian kloroform, 10 bagian methanol, dan dalam 9 bagian propilenglikol, larut
dalam alkali hidroksida dan tidak larut dalam eter. Larutan jenuh dalam air
mempunyai pH lebih kurang 6.
Alat
Seperangkat
alat HPLC
Mortar
dan stamper
Blender
Labu
takar
Pipet
gondok
Propipet
Neraca
analitik
Spatula
Kertas
timbang
Bahan
Standar
parasetamol
Methanol
Akuades
Sampel
obat
Skema Kerja
a. Pembuatan
fasa gerak
- Mengukur 125 mL methanol.
- Mengukur 125 mL akuades
- Memasukkannya dalam labu takar 250 mL
- Dihomogenkan.
b. Pembuatan
larutan standar 100 ppm
- Menimbang 5 mg standar parasetamol
- Menambahkan sedikit fasa gerak hingga larut
- Memasukkannya dalam labu takar 50 mL
- Menambahkan fasa gerak hingga tanda batas
- Dihomogenkan
- Disaring
- Terbentuk filtrate dan endapar
- Filtrate dimasukkan dalam vial
- Dianalisis dengan HPLC
- Kromatogram standar parasetamol 100 pp
- Diperoleh waktu retensi dan luas area.
c. Preparasi
sampel
- Menimbang sampel parasetamol 10 mg
- Memasukkan dalam labu ukur 50 mL
- Menambahkan fasa gerak hingga batas tanda
- Dihomogenkan
- Disaring
- Terbentuk filtrate dan endapan
- Filtrate dimasukkan dalam vial
- Dianalisis dengan HPLC
- Kromatogram sampel parasetamol
- Waktu retensi dan luas area
- Kadar parasetamol 179, 453 ppm.
Pengamatan
Waktu retensi standar parasetamol = 5 menit.
Jumlah kromatogram pada sampel = 1.
Waktu retensi
|
Luas area
|
|
Sampel
|
2,953
|
10488,4956
|
standar
|
2,983
|
5844,6890
|
Analisis Data
Kadar parasetamol dalam obat:
C1/A1 = C2/A2
100 ppm/5844,689 = C2/10488,4956
C2 = 100 ppm x
10488,4956/5844,689
C2 = 179,453 ppm
Pembahasan
Parasetamol adalah senyawa yang
memiliki sifat polar dan gugus kromofor yang dimilikinya menyebabkan senyawa
ini dapat menyerap sinar UV. Karakteristik senyawa ini memungkinkan analisis
dengan teknik HPLC menggunakan fasa
gerak polar yaitu methanol dan air.
Prinsip kerja dari alat HPLC tidak
berbeda dengan prinsip-prinsip kromatografi yang lainnya, yaitu pemisahan
komponen-komponen sampel dengan cara melewatkan sampel pada suatu kolom, yang
selanjutnya dilakukan pengukuran kadar masing-masing komponen tersebut dengan
suatu detector. Kerja detector pada dasarnya membandingkan respon dari komponen
sampel dengan respon dari larutan standar. Sehingga penentuan kadar pada
dasarnya adalah membandingkan respon sampel dengan respon standar. Untuk
analisis dengan HPLC diperlukan standar yang betul-betul murni biasanya disebut
HPLC grade. Untuk mendapatkan hasil analisis yang tepat juga diperlukan fasa
gerak dengan kemurnian tinggi.
Pada rangkaian alat HPLC bagian
alat yang paling penting adalah kolom. Setelah sampel terpisah-pisah dan keluar
dari kolom maka komponen sampel akan masuk ke dalam suatu detector. Detector
akan mengukur kadar masing-masing komponen yang responnya diolah oleh prosesor
dan ditampilkan oleh recorder berupa suatu kromatogram.
Alat HPLC yaitu dengan merk
shimadzu merupakan HPLC yang memiliki komponen yang lengkap, dioperasikan
dengan suatu sistem control yang mengendalikan semua komponen, pompa, kolom,
sistem injeksi, detector, prosesor dan prnter. HPLC ini mempunyai injector yang
dapat bekerja secra otomatis, dpat menginjeksikan sampel sampai 100 sampek
secara otomatis. Jika semua parameter sudah di set, fasa gerak sudah disiapkan
cukup, alat ini dapat melakukan analisis sendiri, dan hasilnya akan muncul
dalam kromatogram termasuk perhitungan luas masing-masing puncak kromatogram.
Teknik yang dilakukan pada
percobaan ini merupakan “reverse phase” atau fasa terbalik karena teknik ini
menggunakan pelarut polar sebagai fasa gerak sedangkan fasa diamnya menggunakan
pelarut non polar. Penggunaan fasa gerak dan fasa diam yang berbeda
kepolarannya ini bertujuan agar sampel uji tidak berekasi dengan fasa diamnya
saat melewati kolom HPLC. Sampel melewati kolom HPLC tentunya memiliki jangka
waktu. waktu yang dibutuhkan sampel untuk melewati kolom ini disebut waktu
retensi. Waktu retensinya yaitu 2,953. Hasil analisis dengan HPLC ini
menghasilkan suatu kromatogram. Kromatogram merupakan grafik antara intensitas
komponen yang dibawa oleh fasa gerak terhadap waktu retensi.
Pada percobaan kali ini
menggunakan fasa gerak methanol dan air dengan komposisi 1: 1. Fasa gerak dalam
HPLC selain berfungsi sebagai pelarut juga bersifat interaktif sehingga bisa
berinteraksi dengan komponen cuplikan. Fasa gerak yang dipakai sangat
mempengaruhi waktu retensi, sehingga harus benar-benar jernih dan murni. Oleh
sebab itu seharusnya methanol dan air terlebih dahulu disaring.
Dalam pembuatan larutan induk
parasetamol larutan standar parasetamol maupun sampel harus dihomogenkan supaya
larutan benar-benar bercampur sempurna (merata). Setelah larutan dibuat
kemudian dianalisis. Analisis terhadap sampel obat dilakukan setelah larutan
standar dianalisis. Kemudian sampel diinjeksikan untuk memperoleh luas area
yang nantinya akan digunakan untuk menghitung kadar parasetamol yang terdapat
dalam sampel obat tersebut dengan menggunakan metode standar tunggal untuk
menentukan kadar maka diperoleh kadar parasetamol dalam sampel adalah 179, 453
ppm dalam 10 mg sampel obat.
Kesimpulan
Prinsip kerja analisis dengan HPLC
adalah analisis suatu senyawa berdasarkan kepolaran suatu sampel dan
interaksinya terhadap fasa gerak dan fasa diam.
Komponen senyawa pada obat ini
mengandung parasetamol dan beberapa bahan lain seperti propanezon,
deklorfenilamina dan kofein. Kadar dari parasetamol yang dihitung dengan metode
standar tunggal mendapatkan harga 179,453 ppm dalam 10 mg sampel obat.
Daftar pustaka
Hendayana, S., 1994, Kimia Analitik Instrumen,
Bandung: IKIP Semarang Pres.
Hendayana, S., 2006, Kimia
Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis Modern, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Khopkar, SM., 2007, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta:
UI-Pres.
0 Response to "Praktikum kromatografi 2 ||Analisis parasetamol dengan menggunakan HPLC||"
Post a Comment