Tujuan
Mempelajari cara penetapan kadar NaOH dan Na2CO3 dalam suatu campuran dengan menggunakan metode warder.
Mempelajari cara penetapan kadar NaOH dan Na2CO3 dalam suatu campuran dengan menggunakan metode warder.
Dasar Teori
Suatu larutan yang mengandung Na2CO3 dan NaOH dapat ditentukan kadar masing-masing dengan mentitrasi larutan tersebut dengan larutan HCl 0,1 N. Indikator yang dipakai ada 2 macam yaitu pp dan metil orange (MO), dari banyaknya HCl yang dipakai pada masing-masing penitarnya dapat dihitung kadar Na2CO3 dan NaOH dalam larutan.
Alat
- Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Buret
- Pipet tetes
Bahan
- HCl 0,1 N
- Larutan sampel yang mengandung Na2CO3 dan NaOH
- Akuades
- Indikator phenolftalein (PP)
- Indikator metil orange (MO)
Cara Kerja
- Ambil sebanyak 25 mL larutan sampel dan masukkan dalam erlenmeyer 250 mL.
- Tambahkan 2-3 tetes indikator fenolftalein (PP).
- Titrasi dengan arutan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda.
- Catat volume HC yang dibuthkan untuk titrasi sebagai V1.
- Arutan kemudian diambahkan dengan indikator metil orange (MO).
- Catat olume HCl yang dibutuhkan untuk itrasi sebagai V2.
- Ulangi penitaran sebanyak 3 kali.
Pembahasan
Titrasi asam basa sering disebut asidi-alkalimetri yang merupakan reaksi yang menyangkut asam dengan basa dan merupakan cara yang tepat dan mudah untukmenentukan juma senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Prinsip percobaan kali ini adalah titrasi asam basa (asidi-alkaimetri) dengan menggunakan penitar/arutan standar HC dan indikator pp serta MO serta penentuan %NaOH dan % Na2CO3.
Titrasi asam basa sering disebut asidi-alkalimetri yang merupakan reaksi yang menyangkut asam dengan basa dan merupakan cara yang tepat dan mudah untukmenentukan juma senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Prinsip percobaan kali ini adalah titrasi asam basa (asidi-alkaimetri) dengan menggunakan penitar/arutan standar HC dan indikator pp serta MO serta penentuan %NaOH dan % Na2CO3.
Asam karbonat merupakan asam diprotik yang dapat membentuk garam karbonat dan garam hidrogen karbonat. Dalam air kedua garam ini bersifat basa sehingga secara bertahap dapat dititrasi dengan asam kuat. Persamaan reaksi yang terjadi antara asam garam karbonat dan garam hidrogen karbonat dengan asam kuat adalah:
Mekanisme reaksi yang terjadi antara lain pertama seluruh Na2CO3 bereaksi dengan HCl membentuk NaHCO3 yang terjadi pada titik ekivalen (TE) pertama yaitu pada pH TE = (6,37 + 10,32)/2 = 8,345. Kemudian NaHCO3 dari sampel dan NaHCO3 hasil perubahan Na2CO3 bereaksi dengan HCl membentuk H2CO3. Titik ekivalen reaksi ini terjadi pada pH sekitar 3,8.
Untuk membantu mengamati titik akhir titrasi asam basa dapat digunakan indikator tertentu yang berupa asam atau basa lemah yang memiliki zat warna yang berbeda dalam bentuk asam atau basa dan mempunyai nilai pKa disekitar dalam bentuk asam atau basa dan mempunyai nilai pKa disekitar titik ekivalen dari reaksi titrasi yang diamati. Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk keberhasilan titrasi antara lain ketelitian pembuatan larutan, kebersihan dan kualitas alat-alat yng digunakan. Disini digunakan dua indikator karena sesuai dengan zat yang akan dianalisis dari laruta sampel yakni NaOH dan Na2CO3. Saat awal penitrasi digunakan indikator PP dimaksudkan untuk mengetahui kadar NaOH yang tergantung dalam larutan sampel yang mana diketahui bahwa PP akan berubah warna dalam kisaran pH pada suasana basa yakni 8,8-10 yang ditandai dengan perubahan larutan yang tadinya berwarna merah muda menjadi tidak berwarna. Sedangkan pada penitrasian selanjutnya digunakan indikator metil orange untuk mengindikasikasi kadar Na2CO3 dalam larutan sampel sebab indikator metil orange pun akan nerubah warna pada kisaran pH dalam suasana asam. Yakni antara pH 3,4-4,4 yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi jingga. Reaksi yang terjadi pada saat percobaan yaitu:
NaOH + HCl → NaCl + H2O
NaHCO3 + HCl → NaCl + H2O + CO2
Volume NaOH yang didapat dari hasil titrasi adalah 0,77 mL sehingga kadar NaOH adalah 5,92%. Sedangkan volume Na2CO3 yang didapat dari hasil titrasi adalah 1,17 mL sehingga kadar Na2CO3 adalah 8,48%. Kadar NaOH dan Na2CO3 ditentukan dengan :
% NaOH = 2(V1-V2) x N HCl x 40 x 100% / V sampel
% NaCO3 = (V2-V1) x N HCl x 53 x 100% / V sampel
Kesimpulan
Titrasi asam basa dengan menggunakan indikator dapat digunakan untuk menetukan kadar suatu zat di dalam suatu senyawa/campuran. Kadar NaOH dalam sampel 5,92% dan kadar Na2CO3 dalam sampel 8,48%.
Daftar Pustaka
Petrucci,R,H., dan Suminar. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta. Erlangga.
Day, R.A. dan Underwood, A.L,. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta. Erlangga.
Basset, J. dkk., 1994. Voge Kimia Analisis Kuaitatif Anorganik Edisi 4. Jakarta. Erlangga.
0 Response to "Praktikum Kimia Analisis || Penetapan Kadar NaOH dan Na2CO3 dalam Campuran (Cara Warder)"
Post a Comment